Hoda Muthana, Wanita yang Gabung ISIS dan Pengen Pulang Kampung Ditolak Donald Trump

Kamis, 21 Februari 2019 | 12:33
CBS NEWS

Hoda Muthana

Suar.ID - Presiden Donald Trump mengambil kredit untuk pengumuman Departemen Luar Negeri pada hari Rabu bahwa seorang wanita Alabama berusia 24 tahun yang bergabung denganISIS di Suriah tidak akan diizinkan untuk masuk kembali ke Sekretaris Negara AS, Mike Pompeo.

"Saya telah menginstruksikan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo, dan dia sepenuhnya setuju, untuk tidak mengizinkan Hoda Muthana kembali ke Negara!" cuitan Presiden pada hari Rabu sore.

Muthana sekarang berada di sebuah kamp pengungsi di Suriah bersama dengan orang lain yang melarikan diri dariISIS dan mengatakan dia membuat kesalahan telah bergabung dengan kelompok itu.

Pompeo mengumumkan pada hari Rabu bahwa Muthana tidak akan diizinkan masuk ke negara itu dengan putranya yang masih balita karena dia bukan warga negara Amerika, sebuah klaim yang ditentang oleh pengacaranya.

Baca Juga : Asal Usul Suami Aura Kasih Terungkap, Ternyata Duda Beranak Satu Meski Baru Berusia 24 Tahun

Pengacara Muthana mengatakan posisi administrasi didasarkan pada interpretasi "imigrasi" yang rumit.

Pengacara bersikeras keluarganya berpendapat diamasih dan selalu menjadi warga negara AS yang lahir di New Jersey pada tahun 1994.

"Pada akhirnya, dia adalah warga negara AS, dan apakah orang Amerika melakukan kejahatan atau tidak, itu tidak menghilangkan kewarganegaraan mereka," kata pengacaranya, Hassan Shibly, kepada CBS News.

Ayahnya, menurut pengacara itu, bukanlah seorang diplomat pada saat itu.

Baca Juga : 10 Tahun Merampok Ikan Dunia, Kapal Andrey Dolgov Tak Berkutik di Indonesia

Dan di bawah hukum AS, seseorang yang lahir dari diplomat asing "tidak tunduk pada yurisdiksi" hukum AS, meskipun individu yang termasuk dalam kategori ini dapat dianggap sebagai penduduk tetap saat lahir dan juga berhak mendapatkan kartu hijau.

Tetapi pengacara Muthana mengatakan bahwa dia adalah warga negara AS dan memegang paspor AS.

Ada referensi dalam cerita media tentang Muthana yang mengatakan bahwa setelah dia meninggalkan AS ke Suriah, dia berbagi di media sosial gambar dirinya membakar paspornya.

Pengacaranya mengatakan bahwa tindakan ini, jika memang terjadi, bukan alasan yang cukup bagi Muthana untuk kehilangan kewarganegaraannya.

Baca Juga : Suami Siksa Istri yang Habis Melahirkan Caesar Sampai Tewas, kemudian Digantung Agar Terlihat Seolah Bunuh Diri

Muthana meninggalkan rumah untuk bergabung dengan kelompok ISIS di Suriah pada tahun 2014.

Wanita 24 tahun yang bergabung dengan ISIS mengatakan dia menyesal telah bergabung dengan organisasi teroris itu dan ingin kembali ke Amerika Serikat dengan anak laki-lakinya yang berusia 18 bulan.

Muthana berusia 20 tahun ketika dia meninggalkan rumahnya di Hoover, Alabama, untuk menjadi pengantin pejuang ISIS di Suriah.

Sekarang dia menjadi seorang ibu dan seorang janda, dia tinggal di kamp pengungsi bersama anaknya.

Baca Juga : Shamima Begum, Pengantin ISIS yang Pengen Pulang Kampung Kini Terancam Kehilangan Kewarganegaraannya

"Saya tahu saya telah menghancurkan masa depan saya dan putra saya di masa depan, saya sangat menyesalinya," katanya kepada The Guardian.

Saat belajar bisnis di Universitas Alabama, Muthana mengatakan kepada keluarganya bahwa dia akan melakukan perjalanan sekolah dan malah terbang ke Timur Tengah.

Dalam sebuah surat kepada keluarganya, dilihat oleh CBS News, dia menulis, "Saya adalah seorang wanita muda yang naif, marah, dan sombong ... melihat pertumpahan darah mengubah saya."(Adrie P. Saputra/Suar.ID)

Tag

Editor : Adrie P. Saputra

Sumber CBS News