Suar.ID -Siswa SMP di Gresik, Jawa Timur, yang viral lantaran menantang gurunya saat ditegor karena merokok di kelas akhirnya meminta maaf.
Bocah 15 tahun itu menyesali perbuatannya dalam proses mediasi di Polsek Wringinanom, Kabupaten Gresik, Minggu (10/2).
AA (15) siswa kelas IX SMP PGRI Wringinanom yang nekat memegang kerah baju dan kepala guru itu tidak datang sendiri ke Polsek Wringinanom.
Dia didampingi orangtuanya.
Adapun Guru Nur Khalim (30) didampingi Kepala Sekolah, pengurus Yayasan PGRI, PPA, Kementerian Sosial, dan DPRD Gresik.
Baca Juga : Narkoba Paling Mengerikan di Dunia Itu Bernama Kecubung, Bukannya Kokain
Di depan Kapolsek Wringinanom AKP Supiyan, kedua pihak yang terlibat langsung, Guru Honorer Nur Khalim (30) duduk bersebelahan dengan AA (15), yang diapit orang tuanya.
Sambil menundukkan kepala, AA (15) mendengarkan permintaan maaf ayahnya kepada guru Nur Khalim.
"Ke depan saya akan membimbing anak saya sepenuh hati terus-menerus sampai jenjang sekolah selesai," ucap Slamet Riyanto (40) kepada Tribunjatim.com.
Guru Nur Khalim juga telah memaafkan sebelum adanya mediasi.
Dia juga ingin permasalahan selesai sampai di sini.
"Saya sudah memaafkan sejak jauh-jauh hari, permasalahan ini semoga cepat selesai," pintanya kepada Tribunjatim.com.
“Saya akan terus mendidiknya karena ini tugas saya. (Dia) termasuk anak saya.”
Ada tiga poin yang disampaikan saat mediasi.
Pertama ingin menyelesaikan masalah dengan cara win-win solution karena AA masih kelas IX dan akan mengikuti UNAS.
Kedua, surat pernyaataan kesepakatan perdamaian.
Terakhir, AA akan menyampaikan video permintaan maaf.
Usai kedua belah pihak sepakat, AA (15) tak kuasa menahan tangis.
Dia membacakan penyampaian permintaan maaf yang divideokan.
Baca Juga : Diperlakukan Lebih 'Spesial' dari Vanessa Angel, Sang Mucikari F Ternyata Hamil Tua dan Punya 5 Anak
Nur Khalim yang berada di sampingnya, tampak berkaca-kaca mendengar permintaan maaf itu.
Dia berharap kasus ini selesai sampai di sini.
Kapolsek Wringinanom, AKP Sukiyan mengatakan, permasalahan kasus keduanya selesai dengan cara damai.
“Karena kedua belah pihak sepakat damai, maka tidak akan diteruskan ke ranah hukum, mengingat AA masih kelas IX SMP," katanya kepada Tribunjatim.com.
Kepala Dinas Pendidikan Gresik Mahin yang datang saat akhir-akhir mediasi mengaku terpukul melihat kejadian ini.
Dia diperintahkan langsung oleh Bupati untuk segera menyelasaikan masalah ini.
"Ini sikap yang saya sayangkan, ini yang awal dan terakhir," tandasnya.
Sebelumnya Mahin mengaku masih menelusuri kebenaran video yang beredar dan viral di media sosial (medsos) terkait salah seorang siswa yang merokok di kelas.
Siswa di video itu juga menantang salah seorang guru ketika coba diperingatkan.
"Ini yang coba saya telusuri, apakah kejadian itu terjadi di SMP atau SMK PGRI Wringinanom, dan benar-benar terjadi di Gresik,” ujar Mahin.
“Saya juga masih terus berusaha menghubungi pihak-pihak terkait, untuk klarifikasi dan mengecek kebenarannya.”
Mahin sendiri baru tahu kejadian itu setelah sempat ramai jadi perbincangan di media sosial.
Baca Juga : Berabad-abad Jadi Obat Alternatif, ‘Daun Ajaib’ dari Indonesia Ini Disebut Ancaman oleh BPOM-nya Amerika
“Pagi ini, saya cek, karena di Wringinanom sendiri itu ada SMP, ada juga SMK PGRI," ucap dia.
Mahin mengaku sedikit terkendala dengan waktu.
Sebab hari ini kegiatan belajar-mengajar sedang libur lantaran akhir pekan.
Namun, ia coba terus berusaha untuk memastikan, apakah kejadian tersebut memang benar terjadi di wilayah yang dipimpinnya ini.
"Semua pihak terus saya hubungi, tapi memang ini kan akhir pekan, jadi sekolah pada libur. Andai hari biasa (kerja), pasti akan saya datangi sekarang," tegas dia.
Dalam video yang beredar di medsos tersebut, ada warganet yang menyebut nama sebuah SMP di Gresik sebagai tempat kejadian.
Namun, Mahin tidak ingin berspekulasi, sebelum bukti nyata didapatkan.
"Kalau memang nanti terbukti itu siswa SMP tentu akan kami berikan sanksi, sebab itu jelas sudah melecehkan institusi pendidikan. Tapi, kalau terjadi SMK, biar nanti pihak Provinsi yang akan turun tangan. Sebab, SMA dan SMK itu kan berada di bawah pengawasan Provinsi," ujar dia.
Video tersebut juga terpantau sudah mulai ramai diposting dan menjadi pembicaraan di grup Facebook 'Gresik Sumpek'.
Mendapatkan beragam tanggapan dari warganet yang rata-rata menyesalkan tindakan tersebut. (M Nur Huda/Tribun jateng)