Kisah Pilu Gadis 13 Tahun yang Bunuh Diri karena si Ibu Lebih Sayang Anjingnya

Senin, 04 Februari 2019 | 14:59
BBC

Pengumuman kehilangan Amber Peat

Suar.ID -Bagi Anda para penyayang binatang, belajarlah dari kisah berikut ini.

Gara-gara sang ibu lebih menyayangi anjing peliharaannya, seorang gadis 13 tahun di Nottinghamshire, Inggris, memilih bunuh diri.

Gadis itu, namanya Amber Peat, memilih mengakhiri hidupnya karena merasa tidak diperhatikan oleh ibunya.

David Wallace, salah seorang guru Amber, sempat mengantarkannya pulang ke rumah.

Sebelumnya, Amber menceritakan kondisi keluarganya di rumah kepada gurunya itu.

Baca Juga : 12 Hari Setelah Cerai, Reaksi Gisel Saat Ditanya Jika Gading Menikah Lagi, Menangis dan Beri Pesan Ini

Amber bercerita kepada si guru bahwa ibu dan ayah tirinya lebih menyayangi anjing peliharaannya dibanding dirinya.

Kasus bunuh diri Amber Peat sejatinya terjadi pada 2015 silam.

Amber ditemukan di semak-semak, setelah tiga hari dinyatakan hilang.

Penemuan jasad Amber berawal dari kecurigaan Wallace terhadap Paet yang sudah diantarkan pulang setelah mengadu kepadanya beberapa hari sebelumnya.

Amber ditemukan tewas bersama sepucuk surat terakhirnya yang memilukan.

Dalam surat tersebut, Amber mengungkapkan kesedihannya karena sang ibu lebih peduli pada anjingnya daripada dengan anaknya.

Dari surat itu juga diketahui bahwa setahun sebelum memutuskan bunuh diri, Amber sempat melarikan diri dari rumah.

Persisnya pada 3 April 2014, ketika itu dia dan keluarganya masih tinggal di Tibshelf, Inggris.

Sialnya, pada percobaan melarikan diri yang pertama itu, ibu dan ayah tirinya tak mencarinya.

Dari situ Amber berkesimpulan bahwa orangtuanya lebih peduli kepada anjing dibanding dirinya.

------------------------------------------------------

------------------------------------------------------

Wallace menceritakan bagaimana Amber dipanggil ke sekolah setelah percobaannya melarikan diri dari rumah.

Baca Juga : Pria Ini Berencana Tuntut Orangtuanya Karena Lahirkan Dia ke Dunia Tanpa Izin

Karena masalah tersebut, Wallace berjanji akan menghubungi keluarganya untuk membawa Amber pulang.

Sayangnya, orangtua Amber justru menolak permintaan Wallace dengan alasan anjing mereka sedang melahirkan.

Tanpa berpikir panjang, Wallace memilih mengantarkannya daripada Amber harus pulang sendiri sementara keadaannya mengkhawatirkan.

“Dia mengatakan bahwa mereka (orangtua Peat-red), tidak akan peduli. Mereka lebih tertarik dengan anjingnya," ujar Wallace saat dimintai keterangan.

Pada kesempatan berikutnya, Wallace mencium bau kecurigaan yang tidak beres tengah terjadi di rumah keluarga Amber.

Hal tersebut membuat Peter Kenworthy, pemimpin pastoral di sekolah Amber, mengatakan bahwa sekolah bisa turun tangan untuk merujuk kasus Amber sampai ke layanan perawatan sosial.

Namun, Kenworthy mengatakan akan memastikan perbaikan perilaku Amber sejak bergabung di sekolah.

Nahasnya, setelah ditemukan meninggal dunia, teman-teman sekolah Amber memberi kesaksian lain yang tak kalah mengejutkan.

Baca Juga : Imlek 2019: 5 Fakta Menarik Barongsai, Tariannya Adalah Pengusir Setan

Mereka bilang bahwa Amber kerap kepergok tengah mencekik dirinya sendiri, tetapi usaha tersebut selalu digagalkan teman-temannya.

Atas yang terjadi pada Amber berikut fakta dan juga kesaksian pihak sekolah, ibu dan ayah tiri Amber merasa menyesal.

Meski begitu, proses hukum trus berjalan mulai 14 Januari 2019 silam.

Tag

Editor : Moh. Habib Asyhad

Sumber BBC, nakita