Suar.ID -Bayangkan saja ini: Anda pacarana lima tahun dengan seorang perempuan, tapi di ujung cerita Anda hanya jadi tamu undangan di pernikahan si dia.
Bagiamana rasanya? Sakit, getir, sok tegar, atau tidak apa-apa?
Cerita satu ini mungkin akan menunjukkan kepada kita bagaimana getirnya ditinggal kekasih menikah.
Belum lama ini, akun Instagram @makassar_iinfo memosting foto dan video seorang pria meneteskan air mata saat menghadiri suatu pernikahan.
Baca Juga : Ini 5 Cara Mudah dan Ampuh untuk Mengusir Tikus Keluar dari Dapur Anda
Bagaimana tidak meneteskan air mata, itu adalah pernikahan mantan kekasihnya.
Sebagai keterangan, akun itu menulis begini:
“Pacaran 5 tahun, pria ini hanya bisa menjadi tamu undangan buat sang matan.
“Lihat betapa tegarnya pria ini, sebelum turun dari panggung, pria ini menyempatkan salam, yang biasa dilakukan sewaktu pacaran…”
Awalnya dia terlihat tegar.
Tapi akhirnya menangis juga saat berpelukan dengan ibu si mempelai.
Dia terlihat menangis setelah mantan calon mertuanya itu juga menangis terisak-isak.
Selepas dipeluk sang ibu, pria ini baru menghampiri mantan kekasihnya yang sudah bersanding dengan pria lain.
Lagi-lagi, pria yang mengenakan batik berwarna merah muda ini mencoba untuk tegar.
Mereka saling berpelukan dalam waktu yang cukup lama. Tapi kita bisa melihat, ada air mata yang meleleh di situ.
Baca Juga : Bocor, Tanggal Pernikahan Ammar Zoni dan Irish Bella Tak Sengaja Diungkapkan Ayah Irish Bella
Melihat sang mantan kekasih berurai air mata, mempelai perempuan ini lantas menghapus air matanya.
Mereka pun lantas melakukan tos—sepertinya tos ini sering mereka lakukan saat masih pacarana.
Baca Juga : Naomi Zaskia: ‘(Kang Sule) Orangnya Lucu Banget, Bet, Bet…’
Lepas dari itu, berapa lama waktu pacaran yang ideal?
Dalam studi Penn State University yang disebut proyek PAIR, Profesor Ted L.Huston meneliti 168 pasangan pengantin baru selama 14 tahun dan memetakan kebahagiaan hubungan pasangan masing-masing.
Hasil penelitian menunjukkan, pasangan yang rata-rata berpacaran selama 25 bulan sebelum menikah memiliki pernikahan paling bahagia.
Sementara itu pasangan yang terburu-buru menikah, rata-rata hanya berpacaran 18 bulan kebanyakan bercerai setelah usia pernikahan lebih dari 7 tahun.
Penelitian lain dari Emory University telah mensurvei lebih dari 3.000 orang di Amerika Serikat yang telah menikah.
Hasilnya adalah pacaran selama 1-2 tahun menurunkan risiko perceraian hingga 20% daripada yang masa pacarannya kurang dari satu tahun.
Pacaran hingga 3 tahun akan lebih besar mengurangi risiko perceraian dan seterusnya.
Jadi menurut penelitian ini, semakin lama waktu pacaran, semakin kecil pula risiko untuk bercerai setelah menikah.
Namun, perlu diingat bahwa lamanya waktu pacaran bukan satu-satunya penentu kelanggengan hubungan.
Hampir semua ahli merekomendasikan setahun sebagai waktu yang sehat untuk pacaran sebelum menikah.
"Saya menyarankan minimal satu tahun agar masing-masing pasangan memiliki pemahaman yang baik dan jelas tentang apa yang mereka cari dari pasangan," kata Stephen J. Betchen, DSW, penulis Magnetic Partners.
John Amodeo, MFT, penulis Dancing with Fire: A Mindful Way to Loving Relationships setuju bahwa kencan satu hingga dua tahun adalah yang paling aman.
Meski demikian, para ahli juga setuju bahwa keberhasilan pernikahan lebih berkaitan dengan kesiapan diri daripada lamanya waktu pacaran.