Gao Chengyong, Pemerkosa Terkejam di China yang Membunuh 11 Wanita: Korbannya Selalu Berbaju Merah

Jumat, 04 Januari 2019 | 16:41
Twitter @People's Daily China

Gao Chengyong si pembunuh dan pemerkosa berdarah dingin.

Suar.ID -Seorang pembunuh berantai di China yang divonis mati karena memperkosa dan membunuh 11 perempuan akhirnya dieksekusi.

Rentang kejahatan yang dilakukan pria itu terjadi antara 1988 dan 2002.

Pria itu bernama Gao Chengyong.

Media China menyebutnya sebagia “Jack the Ripper”.

Seperti dilaporkan BBC, 3 Januari 2019, Gao mengikuti korbannya di rumah sebelum merampok, memperkosa, dan membunuh mereka.

Korban itu biasanya akan digorok lehernya lalu dimutilasi tubuhnya.

Baca Juga : 5 Hal Mudah Untuk Bedakan Kutub Utara dan Kutub Selatan, Mana yang Lebih Dingin?

Gao, ayah dari dua putri, ditangkap pada 2016 lalu di toko kelontong miliknya di Baiyin, Provinsi Gansu, China.

Polisi berhasil melacak keberadaan Gao, kin 53 tahun, setelah melakukan serangkaian uji DNA.

Pembunuhan pertama yang dilakukan Gao adalah pada Mei 1988, tahun di mana putra lahir.

Korbannya adalah seorang perempuan berusia 23 tahun. Dia ditemukan di Baiyin dengan 26 luka tusuk di tubuhnya.

Baca Juga : Intip Potret DJ Steve Aoki Saat di Bali, dari Naik Ojek Online hingga Kibarkan Merah Putih

Pembunuhan-pembunuhan setelahnya punya pola yang hampir sama: perempuan muda yang hidup sendirian.

Tak sekadar itu, seperti dilaporkan Beijing Youth Daily, Gao juga kerap memotong sebagian organ reproduksi korbannya.

Korbannya paling terakhir adalah seorang gadis yang masih berusia delapan tahun.

Rangkaian pembunuhan yang dilakukan Gao berhenti pada 2002.

Baca Juga : 10 Pria Tersedak Sup Mochi Saat Rayakan Tahun Baru di Jepang, 1 Orang Meninggal Dunia

Bencana bagi Gao datang ketika pamannya tertangkap polisi karena melakukan kesalahan yang sejatinya kecil.

Pada 2004, polisi setempat menawarkan hadiah lebih dari 40 ribu dolar AS bagi siapa yang bisa mengungkap kasus pembunuhan berantai itu.

Saat itu, pembunuhnya masih misterius.

China Daily
China Daily

Gao sukses menghindari polisi hingga salah seorang kerabat jauhnya ditangkap polisi karena kasus suap.

Penangkapan itu memungkinkan polisi untuk mendapatkan DNA.

Baca Juga : Kisah Anggota Kopassus yang Rela Jadi Pedagang Durian Demi Misi yang Super Rahasia Menyusup ke GAM

South China Morning Post melaporkan, modus operandi Gao adalah menargetkan perempuan yang hidup sendiri.

Sebagian besar korbannya mengenakan baju merah.

Dari DNA yang diperoleh dari kerabat jauhnya itu, polisi pun menangkap Gao.

Dia kemudian divonis dengan hukuman mati tahun lalu.

Setahun kemudian, Gao akhirnya dieksekusi, persisnya pada Kamis (3/1) kemarin.

Eksekusi ini diumumkan di akun Weibo pengadilan. Meski begitu, tidak jelas bagaimana eksekusi itu dilakukan.

Yang jelas, sebagian besar hukuman mati yang terjadi di China dilakukan melalui suntik mati atau oleh regu tembak.

Editor : Moh. Habib Asyhad

Baca Lainnya