Gunung Krakatau dan Anak Krakatau Ternyata Sama-sama Terbentuk dari Sisa Letusan 'Ibunya' Dulu, Si Krakatau Kuno

Minggu, 30 Desember 2018 | 09:50
Twitter @sutopo_pn

Gunung Anak Krakatau dan Gunung Krakatau sama-sama lahir dari induknya dulu

Suar.ID - Tsunami yang terjadi di Banten dan pesisir Lampung pada Sabtu (22/12/2018) membuat masyarakat makin waspada terhadap aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau.

Tsunami itu disinyalur muncul karena adanya longsor di dinding Anak Krakatau akibat erupsi dan letusan kecil yang terjadi terus menerus.

Gunung Anak Krakatau, menurut Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo merupakan gunung paling aktif yang erupsi hampir setiap hari sejak Juni 2018.

Gunung Anak Krakatau ini punya sejarah pembentukan yang cukup unik karena lahir dari sang 'ibu' yang meletus lebih dulu.

Baca Juga : Uang Kertas Rp100 Ribu Keluaran Tahun 1999, Terbuat dari Plastik dan Kini Dijual Mahal, Ada yang Masih Punya?

Letusan 'sang ibu', Gunung Krakatau pada tahun 1883 silam menjadi salah satu sejarah yang akan terus diingat oleh dunia.

Gunung Krakatau dengan letusannya tahun 1883 mampu menyebabkan tsunami setingga 5 - 35 meter dan tsunami itu mencapai jarak 800 kilometer.

Lebih dari 36 ribu orang tewas akibat hantaman tsunami tahun 1883 itu.

Dok. Istimewa

Erupsi Gunung Anak Krakatau yang ditangkap kamera awak Susi Air.

Letusan Krakatau tahun 1883 adalah salah satu letusan terhebat di dunia yang terdengar hingga ke Singapura, Australia, Filipina dan Jepang.

Baca Juga : Buruan Ditukar! Hari Ini Batas Terakhir Tukar Uang Kertas Rupiah Keluaran 1998 dan 1999, Jangan Sampai Rugi!

Abu vulkanik yang ia hasilkan mencapai jarak 5.330 kilometer dan menyebabkan suhu dunia turun hingga lebih dari 1 derajat celcius.

Tak hanya itu, kekuatan letusannya diperkirakan 26 kali lebih hebat dari ledakan bom Hidrogen terkuat yang pernah dicoba.

Letusan juga diikuti dengan adanya hujan batu apung yang membara serta abu yang masih begitu panas seolah benar-benar baru keluar dari tungku api.

Gunung Krakatau yang berada di tengah lautan itu ternyata juga terbentuk dari 'ibu' yang dulu sempat meletus lebih dulu.

Baca Juga : Inilah Ikan Koi Paling Mahal di Dunia, Harganya Mencapai Rp 26 Miliar! Ini Kesistimewaannya

Sebut saja sang ibu sebagai Krakatau Kuno.

Berdasarkan catatan dari Encyclopeadia Britannica, di lokasi yang sama dengan Gunung Krakatau dulu ada sebuah gunung berapi purba.

Ketinggian gunung berapi purba itu sekitar 1.800 meter di atas permukaan laut.

Tahun 416 masehi, diduga si Krakatau Kuno meletus begitu hebat.

Letusan itu menghancurkan puncak gunung hungga membentuk sebuah kawah aktif dengan diameter 6 kilometer.

Letusannya menghasilkan tiga anak gunung yaitu gunung api Rakata (Krakatau), Danan dan Perbuwatan yang kemudian bergabung menjadi satu.

Letusan tiga anak Krakatau Kuno pada 1883 menyebabkan lebih dari 70% bagian gunung ini hancur.

Ilmuwan sempat mengira si Krakatau akhirnya tidur panjang, hilang dan tak terlihat lagi aktivitas vulkaniknya.

Ternyata mereka salah. Tahun 1928, dilaporkan telah terjadi erupsi gunung bawah laut di lokasi Krakatau yang tidur lelap.

National Geographic Indonesia
National Geographic Indonesia

Lukisan yang menunjukkan letusan gunung Krakatau tahun 1883.

Dari kawah di salah satu sudut yang tersisa dari Krakatau, tumbuh 'bayi' yang kini dikenal sebagai Gunung Anak Krakatau.

Awalnya hanya terlihat seperti tumpukan sisa material letusan yang membetuk pulau kecil.

Lambat laun, Gunung Anak Krakatau terus tumbuh dengan ratusan erupsi yang ia lakukan.

Tumbuh dan membesar, gunung Anak Krakatau sempat menjulang hingga 338 meter di atas permukaan laut.

Namun setelah letusan pada Jumat (28/12/2018), Anak Krakatau menyusut hingga kini menjadi hanya 110 meter di atas permukaan laut.

Walau punya sejarah kelahiran yang sama dengan Gunung Krakatau, Gunung Anak Krakatau masih belum berpotensi menghasilkan letusan dahsyat seperti 1883.

Baca Juga : Awas! Jangan Beli Mobil Warna Ini, Kalau Sudah Bekas Nanti Susah Laku Saat Dijual Lagi

Editor : Aulia Dian Permata

Baca Lainnya