Suar.ID - Ifan Seventeen akhirnya menemukan istrinya, Dylan Sahara, setelah hampir dua hari dinyatakan hilang dan menjadi korban tsunami Banten pada Sabtu (22/12).
Dylan ditemukan dalam keadaan sudah tidak bernyawa di lokasi di mana Andi Seventeen, drummer Seventeen, juga ditemukan.
Dylan kabarnya akan dimakamkan di kampung halamannya, di Jawa Timur.
Baca Juga : Cerita Artis Cantik Cynthia Wijaya yang Jadi Korban Tsunami Banten, Sempat Hilang dan Kehilangan Anak
Seperti dilaporkan Kompas.com pada Selasa (25/12), sebelum diberangkatkan sekitar pukul 06.20 WIB, Ifan menggelar tahlilan di area kargo bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.
Haru menyelimuti Ifan Seventeen yang tak kuasa menahan tangis saat menggelar tahlilan untuk jenazah sang istri tercinta.
Ifan bersama keluarga dan beberapa rekan artis yang melayat duduk bersila di atas terpal yang digelar di samping peti jenazah Dylan dan Andi.
Sekitar pukul 02.00 WIB, Menteri Ketenagakerjaan Muhammad Hanif Dhakiri yang juga hadir, memimpin tahlilan yang berlangsung 30 menit tersebut.
Setelah itu, sambil menunggu peti jenazah istri dan rekannya dimasukkan ke ruang kargo pesawat, Ifan yang masih duduk bersila melafalkan ayat-ayat Al Quran.
Baca Juga : Misteri Bahu Laweyan, Wanita yang 'Memangsa' Pasangan Hidupnya Sendiri
Tepat pukul 03.00 WIB, peti jenazah Dylan dan Andi dibawa menggunakan ambulans ke ruang kargo pesawat.
Ifan meminta rekannya Rizal "Armada" menemaninya dalam ambulans yang membawa jenazah Dylan.
Seperti disebut di awal, jenazah Dylan Sahara akan dimakamkan di Ponorogo, Jawa Timur, hari ini.
Sementara itu Andi rencananya dimakamkan di kampung halamannya di Yogyakarta.
Dylan dan Andi bersama Bani (bassist Seventeen), Herman (gitaris), dan Road Manager Seventeen Oki Wijaya menjadi korban meninggal dalam bencana tsunami Banten yang terjadi pada Sabtu (22/12/2018) malam.
Baca Juga : Ingin Saingi Indonesia, Malaysia Bikin senapan Sendiri Eh malah Diolok-olok Dunia
Sebelumnya, gelombang tinggi menerjang pesisir Serang dan menyebabkan sejumlah kerusakan di wilayah Selat Sunda, seperti Lampung Anyer, dan Banten.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa gelombang itu merupakan tsunami.
BMKG menyampaikan kesimpulan tersebut setelah mendapatkan data dari 4 stasiun pengamatan pasang surut di sekitar Selat Sunda pada waktu kejadian tsunami, yaitu pukul 21.27 WIB.