Suar.ID – Beberapa waktu lalu, warganet Malaysia tidak senang dengan situs berita CNN.
Sebabnya, CNN memasukkan cendol dalam daftar terbaru "50 makanan pencuci mulut terbaik di dunia."
Situs berita itu mengaitkan asal-usul cendol dari Singapura dan bukan Malaysia – atau bahkan Indonesia.
Warganet Malaysia pun ramai-ramai mengekspresikan kemarahannya di media sosial dengan beragam.
Baca Juga : Isak Tangis Warga Toraja Sambut Kedatangan 7 Jenazah Korban Kebiadaban KKB Nduga Papua
Ada yang santai menanggapinya, ada pula yang serius.
Yang lain, mencoba menengahi dengan menyebut cendol sebenarnya tidak berasal dari kedua negara itu melainkan dari Indonesia.
Kini, ketegangan yang lebih serius sedang dialami Malaysia dan Singapura karena menyangkut perbatasan wilayah teritorial mereka.
Ketegangan ini berawal saat Malaysia memperluas batas pelabuhannya di lepas perairan Tuas.
Baca Juga : Masih Ingat Mantan Pesepakbola Timnas Malaysia yang Tidur di Jalanan, Ternyata Banyak yang Peduli dengannya
Singapura, melalui Menteri Transportasi Khaw Boon Wan seperti dikutip dari Bangka Pos, mengatakan tak akan ragu 'mengambil tindakan tegas' apabil ada intrusi (penyusupan atau pelanggaran batas negara).
Menurut straitstimes.com (7/12/2018), Singapura pun sebenarnya siap membahas masalah tersebut secara konstruktif demi menjaga hubungan bilateral di antara kedua negara.
"Singapura tetap siap untuk membahas masalah ini dengan Malaysia secara konstruktif dalam semangat melestarikan hubungan bilateral penting kami," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri (MFA), Jumat (7/12/2018) malam.
Singapura menganggap, Malaysia telah mencaplok kawasannya dengan memperluas pelabuhan Johor Baru.
Baca Juga : Live Streaming Juventus vs Inter Milan via MAXstream, Begini Caranya
Namun, dikutip dari Straitstimes.com (7/12/2018), klaim Singapura tersebut dibantah oleh Menteri Transportasi Malaysia, Anthony Loke.
Bantahan tersebut didukung oleh Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad.
Malaysia pun menanggapinya dengan mengusulkan pertemuan.
"Kita dapat mengukur dengan melihat apakah benar atau tidak kami mencaplok (wilayah Singapura) atau apakah kami masih berada di perairan kami," kata Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad Rabu (05/12) seperti dikutip situs Malaysiakini via Bangka Pos.
Baca Juga : Izin Kunjungi Ibunya yang Sakit, Tubagus Wawan Tertangkap CCTV Check In dengan Perempun Lain
Menteri Singapura Khaw menyatakan ia menerima usulan pertemuan namun mengatakan Singapura harus membalas untuk membela kedaulatan.
Ini setelah badan kelautan Malaysia, Marine Enforcement Agency, melakukan patroli di lepas perairan Tuas.
Dua negara ini sebelumnya juga terlibat sengketa beberapa pulau karang termasuk Pedra Branca di Selat Singapura pada 1979.
Pedra Branka terletak sekitar 24 mil laut dari Singapura dan 7,7 mil laut dari garis pantai Malaysia.
Pada 2008, Mahkamah Internasional menetapkan Pedra Branca milik Singapura.
Singapura menggunakan kawasan laut untuk memperluas pulau-pulau melalui proyek reklamasi termasuk pulau Jurong yang berukuran 32 kilometer persegi.
Baca Juga : Pelajar di Korea Selatan Dapat Hadiah Kelulusan SMA Berupa Operasi Plastik, Ini Alasan Orangtua Mereka