Sailor Moon Jadi Upaya Mencegah Penyebaran Penyakit Sifilis yang Sedang Membludak di Jepang

Minggu, 02 Desember 2018 | 11:56
kompas.com

Sailor Moon menjadi upaya untuk mencegah penyebaran penyakit sifilis di Jepang.

Suar.ID – Infeksi penyakit sifilis sedang meningkat di Jepang, jumlah kasus tahun 2018 ini telah mencapai angka tertinggi selama hampir 50 tahun terakhr.

Dikutip dari South China Morning Post pada (30/11/2018), menurut ational Institute of Infectious Diseases, 6.096 kasus telah dilaporkan pada 19 November 2018 lalu.

Untuk pertama kalinya angka ini melampaui 6.000 kasus sejak tahun 1970.

Mengingat masih berjalannya bulan Desember sebelum pergantian tahun, diperkirakan jumlah kasus masih akan bertambah.

Baca Juga : Hari Ini Konser di Jakarta, Calum Scott Sudah Lebih Dulu Nyanyi di Pernikahan Crazy Rich Surabayan Jusup-Clarissa

Sebagian besar kasus - 1.548 - telah dilaporkan di Tokyo, diikuti oleh 1.043 di Osaka dan 399 di prefektur Aichi.

Padahal kurang dari dua tahun tepatnya di tahun 2020, Tokyo akan menjadi pusat penyelenggaraan Olimpiade Jepang 2020.

Kekhawatiran pun muncul penyakit ini akan terus menyebar.

Pihak berwenang sendiri telah memperkenalkan inisiatif untuk mengendalikan penyakit menular seksual yang tidak selalu dapat diidentifikasi ini.

Baca Juga : Perkembangan Kasus Khashoggi: 11 Pesan yang Disadap CIA Ungkap Dugaan Keterlibatan MBS

Misalnya saja pemerintah Tokyo telah menyisihkan dana dalam anggaran fiskal 2018 untuk membayar lebih banyak program pengujian gratis dan anonim.

Mereka juga telah melatih lebih banyak dokter dalam menangani kondisi tersebut.

Bahkan, karakter anime Sailor Moon dilibatkan sebagai upaya mengurangi bertambahnya kasus penyakit sifilis.

Ini menyusul kampanye poster dan selebaran tahun 2016 lalu yang disusun oleh kementerian kesehatan dengan menampilkan tokoh Sailor Moon.

Baca Juga : Dari Pahlawan Perang Dunia II ke Kursi Presiden ke Sakit Parkinson, Yuk Mengingat Kembali George H.W. Bush

The Pretty Guardian, begitu dikenal, muncul di lebih dari 150.000 selebaran dan sekitar 5.000 poster yang bertuliskan "Jika kamu tidak diuji, aku akan menghukummu!!"

Selain itu, 60.000 paket berbentuk hati menampilkan gambar bintang anime dan berisi kondom didistribusikan melalui pemerintah lokal.

Hal itu untuk menandai Coming Of Age Day atau hari kedewasaan yang akan berlangsung pada bulan Januari mendatang.

Sifilis di tahun-tahun sebelumnya di Jepang banyak diderita oleh komunitas gay, tetapi statistik kementerian menunjukkan peningkatan paling tajam terlihat di antara wanita berusia 20-an dan 30-an, dan pria berusia antara 20 dan 60 tahun.

Baca Juga : Ramalan Zodiak Hari Ini: Minggu 2 Desember 2018, Aries Banyak Introspeksi dan Taurus Dituntut Lebih Tangguh

Institut Penyakit Menular Nasional Jepang merilis laporan pada akhir 2015, tentang peringatan “peningkatan substansial dalam kasus perempuan” sifilis.

Pihak berwenang enggan - atau tidak mampu - untuk mengidentifikasi penyebab di balik peningkatan kasus dalam beberapa tahun terakhir.

Meski begitu, seorang dokter di Osaka dikutip dari majalah berita mingguan, menyalahkan meningkatnya jumlah turis pria yang menggunakan industri seks komersial sebagai penyebab meningkatnya penyakit ini pada wanita.

Mulai bulan Januari 2019 mendatang, kementerian kesehatan Jepang akan meminta dokter untuk melaporkan kasus sifilis pada pasien yang telah ditularkan oleh pekerja seks.

Kementerian juga mempromosikan penggunaan kondom di industri seks dan pemeriksaan kesehatan yang lebih teratur.

Baca Juga : Detik-detik Tewasnya Seorang Instruktur Paralayang Jatuh dari Ketinggian Demi Selamatkan Turisnya

Editor : Masrurroh Ummu Kulsum

Sumber : scmp

Baca Lainnya