Suar.ID - Seorang ayah lima anak di India harus kehilangan bayinya, setelah dia membelah paksa perut si istri demi mengetahui kelaminnya.Berdasarkan keterangan polisi setempat, si pelaku menggunakan sabit untuk memotong perut istrinya, dan berakibat si bayi lahir dalam keadaan mati. Keluarga si sitri menerangkan, suaminya nekat memotong perut pasangannya yang tengah hamil tujuh bulan itu karena dia ingin mendapatkan anak laki-laki.
Baca Juga: Baru Terungkap, Ternyata Ruben Onsu Sempat Berniat Bunuh Diri dalam Beberapa Tahun Terakhir, namun Sosok Ini yang Menyelamatkannya: Gue Bolak-balik Lihat Pisau, MikirDilansir BBC Senin (21/9/2020), pelaku yang diidentifikasi bernama Pannalal itu merupakan ayah dari lima orang putri, sehingga dia ingin bayi selanjutnya laki-laki. Sesaat setelah ditangkap, Pannalal membantah sudah mempunyai niat untuk melukai istrinya, dan menyebut insiden itu tidak disengaja.
Saudara korban mengatakan, kakaknya itu dibawa ke rumah sakit Delhi pada Minggu (20/9/2020) atas pertimbangan kondisinya yang parah. Polisi menjelaskan, istrinya yang tak disebutkan identitasnya berada dalam kondisi stabil. Namun, bayi yang dilahirkannya meninggal. Kepada media India, keluarga dari si perempuan menuturkan bahwa pasangan itu sering terlibat pertengkaran karena anak laki-laki.
Baca Juga: Harta Kekayaannya Menggunung hingga Kalahkan Raffi Ahmad, Mendadak Sarwendah Minta Ruben Onsu Berhenti dari Dunia Artis, Sikap Suaminya Ini Jadi AlasanSi suami mengungkapkan dia sama sekali tidak berniat mencelakakan istrinya, dan mengaku tidak tahu jika sabit bisa menyebabkan luka serius."Saya punya lima putri. Anak lelaki saya sudah meninggal. Saya tahu bahwa anak adalah pemberian Tuhan. Jadi, apa pun yang terjadi saya terima," paparnya.
Keinginan orangtua di India untuk memperoleh anak lelaki mempunyai rasio gender di "Negeri Bollywood" dilaporkan begitu jauh. Badan PBB untuk populasi (UNFPA) melaporkan, setidaknya ada 46 juta perempuan di sana yang menghilang dalam periode 50 tahun terakhir.Setiap tahunnya, 460.000 gadis dibunuh melalui aborsi setelah kelamin mereka diketahui, maupun pengabaian setelah mereka lahir. Kemudian pada 2018, Delhi mengemukakan keinginan akan anak laki-laki yang meningkat menyebabkan 21 juta anak perempuan "tidak diinginkan". Kementerian keuangan menyatakan, banyak pasangan yang memutuskan untuk terus mempunyai anak hingga mereka mendapat anak laki-laki.