Suar.ID -Wabah virus corona yang ada di Indonesia ini memberikan luka tersendiri bagi masyarakat.
Salah satunya adalah bagi seorang perempuan bernama Eva Rahmi Salama.
Bagaimana tidak, ia harus rela ditinggalkan selama-lamanya oleh kedua orangtuanya sekaligus karena terinfeksi virus corona atau Covid-19.
Namun yang lebih menyedihkan lagi adalah kematian ayah dan ibunya ini hanya berselang 2 hari.
Baca Juga: Pangeran Charles Dinyatakan Potif Virus Corona, Bagaimana Kondisi Ratu Elizabeth?
Kisah Eva Rahmi Salama ini diketahui lewat unggahan Youtube Najwa Shihab pada Rabu (25/3) yang berjudul "Peduli Lawan Pandemi: Sesal Keluarga di Pemakaman Pasien Positif Corona (Part 3) | Mata Najwa".
Dalam video ini Eva Rahmi Salamah ini mengungkapkan curhatyan pilunya yang harus ditinggalkan kedua orangtuanya akibat virus coronakepada Najwa Shihab.
Mulanya Eva Rahmi hanya mengunggah foto dan video pemakaman ibunda tercinta.
Nampak hanya ada 3 orang yang berada di pemakaman tersebut, mereka adalah Eva Rahmi dan kedua kakaknya.
Baca Juga: Gempar, Keluarga Nekat Robek Plastik Jenazah PDP Virus Corona, Polisi Lakukan Pendataan Pelayat
Mereka pun hanya mengenakan masker sebagai alat perlindungan diri.
"Mama tersayang.. Izinkan kami bertiga melepas kepergianmu. Ya, hanya kami bertiga, tanpa teman, sodara, tetangga ataupun rekan kerja..
Sedih yg teramat sangat tdk bs menghadirkan mereka disini utk melepas kepergianmu.. tapi ini demi kebaikan mereka,"tulis Eva nRahmi Salama di akun Instagram priadinya @evarahmisalama.
"Mama sudah tenang sekarang tanpa peralatan medis di tubuh mama.. tak terbayangkan penderitaan mama kemarin berjuang sendirian melawan virus jahanam. Semoga itu menjadi penghapus dosa mama selama mama di dunia...aamiin ya Allah ," tambahnya.
Namun tak disangka pada keesokan harinya, kabar duka kembali datang ke keluraga Eva Rahmi Salama.
Sang ayah tercinta menyusuk sang ibu yang baru saja meninggal dunia.
Kematian ayahEva Rahmi ini diduga karena terenfeksi virus corona atau Covid-19.
"Innalilliahi telah berulang ke rahmatullah, papa kami tercinta di RS Tarakan pada pukul 15.30. Mohon dimaafkan kesalahan almarhum semasa hidupnya. Semoga Almarhum husnul khotimah," tulis Eva Rahmi.
Kemudian Eva Rahmi pun mengaku kepada Najwa Shihab kalau ketika proses pemakaman kedua orangtuanya ini ia melarang seluruh anggota keluarga untuk datang.
Ia hanya meminta untuk didoakan kedua orangtuanya.
Eva Rahmi melakukan hal ini karena adanya kekhawatiran mengenai penularan virus corona.
"Ya jadi sebenarnya saya melarang saudara-saudara dan temanteman saya untuk datang ke acara pemakaman mama. Karena saya khawatir mereka akan ketularan, dan itu nantinya akan menjadi tanggung jawab saya," ujar Eva Rahmi.
Meski begitu masih ada yang membuat Eva Rahmi khawatir.
Yaitu mengenai kondisi penggali kubur yang tak mengenakan alat pelindung diri ketika membantu menguburkan Ibunya.
"Dan ketika sampai di pemakaman saya pikir akan ada petugas yang memang pakai baju APD. Ternyata tidak.
Hanya ada tukang gali kubur 3 orang kalau gak salah. Mereka pakai baju apa adanya, cuman pakai masker penutup mulut, itu saja," tutur Eva Rahmi lagi.
Baca Juga: Apakah Pasien yang Sembuh dari Virus Corona dapat kembali Terjangkit Covid-19?
Eva Rahmi yang melihat hal tersebut hanya bisa berdoa semoha para penggali kubur ini tak terpapar virus berbahaya ini.
"Mudan-mudahan sih mereka tidak terpapar ya," tambahnya.
Sebelum dimasukkan ke liang lahat, terlihat kondisi jenazah ibu dari Eva Rahmi ini dimasukkan ke dalam peti putih yang dibalut plastik wrap.
"Meskipun jenazah mama sudah dimasukkan ke dalam peti, terus di wrap lagi. Tap makanya itu langsung dikubur 4 jam setelah kematian," ujar Eva Rahmi.
Mendengar cerita Eva Rahmi ini, Najwa Shihab hanya bisa terdiam tanpa bisa berkata-kata.
Najwa Shihab pun kemudian bertanay mengenai pengurusan jenazah sang ayah.
"Treatment terhadap jeazah papa kurang lebih sama tidak mbak?" tanya Najwa Shihab
"Enggak. Kalau untuk papa meninggal jam setengah 4. Dan dikubur jam 7 keesokan harinya. Sebenarnya itu sangat berisiko karena seharusnya dikubur maksimal 4 jam setelah kematian.
Tapi kenyataannya sudah keesokan harinya," papar Eva Rahmi.
Adanya keterlambatan ini disebutkan Eva Rahmi karena adanya ketidaktahuan mengenai pemakaman sang ayah.
"Dimana papa saya akan dikuburkan, mereka tidak tahu. Katanya akan dihubungi phak Dinkes, mkanya jenazah ditaruh di ruang jenazah," ujarnya.
Eva Rahmi juga mengaku kalau selama jenazah kedua orangtuanya belum dikuburkan, ia tak diizinkan untuk mendekat.
"Saya dilarang untuk mendekat, karea posisi untuk terpapar itu besar, karena mereka masing wrapping," ujanya.
Tak cuma itu, Eva Rahmi bahkan tak diizinkan untuk melihat wajah ayah dan ibunya.
Hal ini pun sontak membuatnya tak kuasa menahan tangisannya.
"Jadi selama mama dan papa mendekat mbak Eva sama sekali tidak boleh melihat?" tanya Najwa Shihab.
"Iya betul, makanya aya negarasa gak bisa ngapa-ngapain. Sedih banget gak bisa ngelihat muka mama dan papa untuk terakhir kalinya," ujar Eva Rahmi menahan air matanya keluar.
"Soalnya sejak mama masuk RS Persahbatan, saya minta tolong lihat dari jauh, even lewat nart station aja tetep gak boleh masuk juga," imbuhnya lagi dengan nada sesak ingin menangis.
'Makanya saya sangat sedih banget, gak bisa nganter papa untuk yang terkahir. Soalnya belum ada kavbar dari Dinkes kapan dan dimana papa akan dikuburkan. Baru besok paginya.
Dan besok paginya saya juga dilarang oleh keluarga untuk nganter ke pamakaman, karena resiko tertularnya tinggi. Karena jenazah udah lebih dari 4 jam," tandasnya.