SUAR.ID - Kudeta terjadi di negeri kaya minyak di Amerika Selatan, Venezuela.
Pemimpin oposisi, Juan Guaido memproklamasikan dirinya sebagai presiden interim.
Dia mendapat dukungan penuh dari Amerika Serikat.
“Saya bersumpah akan memikul semua kekuasaan kepresidenan untuk menjamin berakhirnya perebutan kekuasaan,” kata Guaido yang merupakan Presiden Majelis Nasional kepada ratusan ribu warga Venezuela yang berunjuk rasa (23/1).
Klaim Guaido tersebut membuat Venezuela terbelah, seolah-olah mereka memiliki dua presiden.
Baca Juga : Dikabarkan Akan Menikah, Beredar Foto Ahok Duduk Berdampingan dengan Bripda Puput Usai Bebas
Hal ini membuat Nicolas Maduro yang beberapa waktu lalu memenangi pemilu presiden meradang.
Dia mengatakan, pemerintah Amerika mempersiapkan sebuah upaya kudeta untuk menggulingkan pemerintah Venezuela. Aksi tersebut dilancarkan lewat gerakan bawah tanah CIA.
Maduro memerintahkan semua diplomat Washington untuk meninggalkan negara itu dalam tempo 72 jam sejak Kamis (24/1/2019).
Ini bukan pertama kali Maduro menuding AS berusaha melakukan kudeta di negaranya.
Baca Juga : Fakta Terbaru Kasus Prostitusi Artis: Polisi Temukan 1.000 Video Syur Artis Prostitusi di Ponsel Mucikari
Pada bulan Oktober menuturkan bahwa AS telah diduga menginstruksikan Kolombia untuk mengatur rencana pembunuhan dirinya.