Suar.ID -Tak lama setelah tsunami Banten yang terjadi pada Sabtu (22/12), sejumlah foto letusan Gunung Anak Krakatau beredar di media sosial.
Foto-foto itu, dilansir akun Instagram @natgeoindonesia, dijepret oleh awak Susi Air pada Minggu (23/12) atau sehari setelah kejadian tsunami.
“Erupsi gunung Anak Krakatau yang difoto awal Susy Air pada Minggu, 23 Desember 2018.
“Erupsi sehari sebelumnya telah mengempaskan gelombang Selat Sunda yang mengoyak pesisir Jawa dan Sumatra..”
Begitu tulis @natgeoindonesia sebagai keterangan foto.
Baca Juga : Kisah Tragis Seventeen, 'Pamit Terima Kasih dari Kami Sahabat Sepanggung Sehidup Semati'
Dalam foto itu kita bisa melihat betapa dahsyatnya letusan Gunung Anak Krakatau.
Seperti dilaporkan sebelumnya, setidaknya ada dua faktor alam yang menyebabkan terjadinya tsunami Banten.
Pertama gelombang tinggi akibat faktor cuaca, kedua aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau yang ada di tengah Selat Sunda.
Di antara keduanya, faktor kedua dianggap yang paling kuat.
Dan kini, dua hari setelah terjadinya tsunamin, ilmuwan semakin yakin bahwa faktor kedualah yang menjadi faktor terbesarnya.
Baca Juga : Pohon Natal Gedung Putih Rancangan Melania Trump Memang Kontroversial, tapi Tetap Ngehit kok!
Skenario terkuatnya didasari pada hasil pemodelan yang dilakukan Aditya Gusman, ahli tsunami Indonesia di GNS Science Selandia Baru.
Menggunakan data waktu tiba yang didapatkan dari tide gauge milik Badan Informasi Geospasial (BIG), Aditya memodelkan lokasi sumber tsunami dan waktu.
Metode ini dikenal sebagai backward tsunami propagation time.
“Hasilnya sumber diprediksi berada di sekitar kepulauan Anak Krakatau dan waktu kejadian sumber tsunami pada 21.02 WIB," katanya.
Berikut foto-foto letusan Gunung Anak Krakatau yang berhasil dipotret awak Susi Air:
Hipotesis itu semakin kuat lantaran dalam beberapa hari terakhir Gunung Anak Krakatau terus menerus bererupsi.
Dilansir Fotokita.id pada Senin (24/12/2018), sesaat sebelum bencana tsunami ini memporak-porandakan pantai Anyer sebuah video aktivitas vulkanik Anak Krakatau beredar.
Hal itu direkam oleh Tim Patroli Keplulauan Krakatau Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Lampung Bengkulu.
Video tersebut didokumentasikan pada Sabtu (22/12) pada pukul 18.00 WIB, dalam video tersebut terlihat lontaran material pijar yang terjadi terus-menerus.
Menurut pantauan Tim Patroli Pengamanan Kepulauan Krakatau, Sabtu Pagi (22/12/2018), Gunung Anak Krakatau menunjukkan aktivitas vulkanologi aktif.
Baca Juga : Saat Aliyah yang Tinggal di Kontrakan Semipermanen Grogol Ditagih Pajak Mobil Porsche Rp28 Juta
Hal itu ditandai dengan semburan asap dan material disertai dengan getaran-getaran gempa kecil (tremor) yang terus berlanjut hingga siang hari, dan intensitasnya semakin tinggi serta disertai suara-suara letusan.
Aktivitas tersebut, tidak hanya berhenti bahkan bertambah dengan letusan-letusan yang dibarengi keluarnya pijaran api dan suara letusan yang bertambah keras.
Kondisi ini terus berlanjut, dan semakin banyak pijaran api yang terlihat keluar, dekitar pukul 20.30 WIB. Dan terlihat api keluar dari kawah yang sudah berbentuk hembusan api.
Bahkan awan pekat tertiup ke arah angin dan abu vulkanik mengarah ke Pulau Panjang lokasi pos jaga BKSDA.
Melihat kondisi ini Tim khawatir dan seluruh anggota bergegas naik ke kapal patroli dan memutuskan pindah jaga ke Pulau Sertung.
Bahkan dalam perjalanan dari pulau Panjang ke Pulau Sertung, Anak Krakatau kembali meletus, dan ditandai hembusan awan panas, yang terlihat oleh Tim Patroli.
Tim BKSDA terkejut dan memutuskan untuk pergi sejauh mungkin dari Anak Gunung Krakatau, keluar dan menjauh dari kawasan tersebut menuju Pulau Sebesi.