Suar.ID - Tragedi di Stadion Kanjuruhan terjadi setelah Liga 1 antara Arema FC vs Persebaya Surabaya berakhir dengan skor 2-3 pada Sabtu (1/9/2022).
Suporter yang turun ke lapangan membuat polisi kewalahan dan terpaksa menembakkan gas air mata.
Sayangnya banyak orang terjebak di dalam stadion saat polisi menembakkan gas air mata.
Suporter berusaha keluar dari stadion, namun kesulitan karena berdesak-desakkan dan kondisinya sangat ricuh.
Kejadian itu menyebabkan 129 orang meninggal dunia sejauh ini. Suar.ID mendapatkan dokumen laporan Satuan Intelkam Polda Jawa Timur terkait kronologi kejadian tersebut.
Berikut detail laporan dengan nomor R /LHK - 172 X/2022/INTELKAM tersebut:1. Pukul 21.58 WIB setelah pertandingan selesai, pemain dan official Persebaya Surabaya dari lapangan masuk ke dalam kamar ganti pemain dan dilempari oleh Aremania (Suporter Arema FC) dari atas tribun dengan botol air mineral, air mineral gelas, dan lain-lain.2. Pukul 22.00 WIB, saat pemain dan official Pemain Arema FC dari lapangan berjalan masuk menuju kamar ganti pemain. Aremania turun ke lapangan dan menyerang pemain, official Arema FC. Mengetahui hal tersebut petugas keamanan berusaha melindungi pemain hingga masuk ke dalam ruang ganti pemain.3. Selanjutnya Aremania yang turun ke lapangan semakin banyak dan menyerang aparat keamanan. Karena Aremania semakin brutal dan terus menyerang aparat keamanan serta diperingatkan beberapa kali tidak dihiraukan. Kemudian aparat keamanan mengambil tindakan dengan menembakkan gas air mata ke arah lapangan, Tribun Selatan (11, 12, 13) dan Tribun Timur (Tribun 6).4. Setelah penembakan gas air mata, suporter yang berada di tribun berusaha keluar melalui pintu secara bersamaan sehingga berdesakan - desakan, banyak yang tergencet dan terjatuh serta mengalami sesak nafas.5. Sementara itu pemain Persebaya Surabaya memasuki Kendaraan Baracuda dan akan bergerak meninggalkan Stadion, dengan Pengawalan Sat Lantas, Brimob dan TNI, namun dihadang oleh Aremania dengan melakukan pembakaran Barier Lantas, Pagar dan 2 kendaraan R4 Pribadi milik anggota Polri serta Truck Dalmas Sat Brimob.6. Selain melakukan pembakaran, Aremania juga melakukan penyerangan terhadap personil pengawalan dengan menggunakan batu, botol dan kayu, sehingga kendaraan rombongan pemain Persebaya tertahan di jalur jalan keluar.7. Untuk menghalau massa yang anarkis, dilakukan upaya pembubaran dengan penembakan gas air mata, namun massa tidak bergeming dan semakin menyerang aparat keamanan.8. Akibat kejadian di dalam tribun stadion tersebut banyak korban yang mengalami sesak napas dan lemas di evakuasi ke Unit Kesehatan Stadion Kanjuruhan, namun untuk mengevakuai ke rumah sakit terhambat oleh aksi Aremania di pintu masuk stadion.9.Pada Saat bersamaan dilakukan evakuasi dengan menggunakan mobil ambulan dan bisa dibukakan jalan oleh massa Aremania, namun karena banyaknya korban dan kurangnya mbulan, maka evakuasi korban dengan menggunakan kendaraan dinas Kasat Lantas, kendaraan Grand Max Polsek Jajaran, Truk Dalmas Polres, Truk Dalmas Brimob dan TNI, namun dalam perjalanan juga dilempari batu dan dihadang oleh Aremania.10. Setelah Aremania mengetahui banyak korban yang dievakuasi menggunakan kendaraan Dinas TNI - Polri, akhirnya tekanan massa Aremania sedikit berkurang ketika ada kendaraan dinas melakukan Evakuasi korban melintas.11. Ketika tekanan massa Aremania mulai berkurang, selanjutnya kendaraan Water Canon Polres Malang bergerak maju untuk memadamkan api dan diikuti oleh rombongan Kendaraan Baracuda Pemain Persebaya Surabaya, kendaraan Pengawalan dari TNI dan Brimob, sehingga rombongan kendaraan Pemain Persebaya Surabaya serta Petugas Pengawalan bisa bergerak meninggalkan Stadion Kanjuruhan.12. Setelah rombongan kendaraan Pemain Persebaya meninggalkan Stadion, Kanjuruhan, massa Aremania mulai mencair dan meninggalkan lokasi depan Pintu masuk stadion.