Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Benarkah DN Aidit Perokok? Begini Cerita Pemimpin PKI Itu Ketika Diwancara Oleh Intisari Pada 1964

Moh. Habib Asyhad - Jumat, 30 September 2022 | 09:36
Perdebatan soal apakah DN Aidit perokok berawal dari penggambaran dia dalam film Penumpasan Pengkhianatan G30S PKI. Intisari pernah wawancara DN Aidit
Kompas

Perdebatan soal apakah DN Aidit perokok berawal dari penggambaran dia dalam film Penumpasan Pengkhianatan G30S PKI. Intisari pernah wawancara DN Aidit

“Di situlah saya mendapat pendidikan politik yang lebih sistematis,” sambungnya. Ditambahkannya pula sejak saat itu ia mengenal perbedaan Soekarno dan Hatta.

Bung Karno seorang intelektual yang mengintegrasikan diri dengan massa rakyat yang percaya akan massa aksi. Dengan indoktrinasi dan agitasi menerapkan ide-ide ilmiah kepada massa.

Pada tanggal 15 Agustus 1945 itu dari seorang wanita Indo, Aidit mendengar berita Jepang sudah kalah. Sore harinya di gedung Menteng 31 berkumpul kira-kira 13 pemuda dipimpin oleh Chairul Saleh. Serentak semuanya sepakat: Sekarang juga merdeka!

Untuk itu dibutuhkan pimpinan, kalau tidak akan terjadi kekacauan. Juga harus dijaga jangan sampai pemimpin-pemimpin yang patriotik diserahkan sebagai inventaris Jepang kepada Sekutu.

Empat pemuda diutus rapat menghadap Bung Karno. Suroto Kunto, D.N. Aidit, Subadio Sastrosatomo, dan Wikana, yang bertindak sebagai juru bicara.

Mula-mula terjadi perbedaan paham akhirnya tiba juga saatnya 17 Agustus 1945 jam 10 pagi di gedung Pegangsaan Timur 17, proklamasi kemerdekaan.

Tiga hari tiga malam Aidit dan kawan-kawan tidak memejamkan mata. Dan proklamasi barulah permulaan. Ia bandingkan dengan proklamasi RRC, Vietnam.

Pada kedua negara itu, mereka menduduki beberapa daerah dengan kekuatan senjata, baru proklamasi. Kita proklamasi dulu baru dipertahankan terhadap musuh.

Pada September 1945 setelah rapat raksasa Ikada tanggal 9 September, Aidit ditawan Jepang bersama dengan Hanafi, Adam Malik.

Kepala penjara Bukitduri waktu itu Pak Thayeb, ayah Prof. Dr. Syaril Thayeb, Rektor Universitas Indonesia. Dengan bantuan pak Thayeb mereka lolos ketika penjaga membuka pintu untuk mengantarakan makanan dan obat.

Dalam pertempuran di Jatinegara ia ditawan pasukan Inggris, diserahkan kepada Belanda dan selama 7 bulan ditahan di pulau Onrust. Baru lepas setelah perjanjian Linggarjati.

Ia terus ke Solo, tempat CC PKI pada waktu itu. Dalam Kongres IV PKI 1945 Aidit mewakili PKI Solo. Dalam kongres itu ia bertemu dengan Njoto, wakil dari Jember. Ia terpilih menjadi anggota Central Komite PKI.

Editor : Suar

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Hot Topic

Tag Popular

x