Suar.ID - Tanggal 17 Agustus tahun ini, Indoensia akan memperingati HUT RI yang ke-77.
Seperti yang kita tahu, naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia dibacakan oleh Ir. Soekarno.
Proklamasi kemerdekaan Indonesia dibacakan Ir. Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1945.
Meski hanya berlangsung beberapa menit, peristiwa itu memberikan dampak perubahan yang sangat besar bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pasalnya dengan dibacakannya proklamasi berarti rakyat Indonesia telah menyatakan kebebebasannya dari penjajahan yang selama ratusan tahun terjadi.
Jarang yang tahu, ternyata ada tokoh penting yang ikut merumuskan naskah proklamasi.
Ialah Boentaran Martoatmodjo.
Boentaran Martoatmodjo lahir pada 11 Januari 1896 di Loano, Purworejo, Jawa Tengah.
Pada 1918, di usia 22 tahun, Boentaran berhasil menyelesaikan pendidikan dokternya dan langsung ditugaskan di Semarang, tepatnya di Kantor Inspektorat.
Boentaran bekerja di Semarang selama satu tahun sebelum dipindahkan ke Banjarmasin untuk memberantas penyakit kolera yang kala itu mewabah di Kalimantan.
Sepuluh tahun kemudian, pada tahun 1928, Boentaran mendapat beasiswa pendidikan di Universitas Leiden, Belanda.
Ia mengenyam pendidikan di Belanda selama sekitar 3 tahun, lulus pada 1931, dengan gelar doctor in de geneeskundig.
Masih di tahun yang sama, Boentaran kembali ke Tanah Air dan tinggal di Jakarta.
Ia bekerja di Rumah Sakit Umum Pusat Jakarta sampai tahun 1932.
Pria yang juga dokter ini merupakan anggota organisasi pemuda pergerakan kemerdekaan Indonesia, Barisan Pelopor.
Atas perintah Soekarno, Buntaran Martoatmodjo mendirikan Palang Merah Indonesia (PMI) pada 5 September 1945.
Tak hanya sepak terjang di ranah medis, Buntaran Martoatmodjo juga aktif dalam bidang olahraga.
Dia merupakan salah satu pendiri dan ketua Persatuan Lawan Tenis Indonesia atau PELTI.
Tercatat, Buntaran Martoatmodjo juga menjadi anggota Seksi Kemasyarakatan Bappenas periode 21 September 1959 sampai 18 November 1959.