Suar.ID -Gagal Lulus Pendidikan, Calon Bintara Polri Ini Tunjukkan Bukti Dirinya Tidak Buta Warna.
Sebelumnya, Polda Metro Jaya menduga Fadillah lulus seleksi tahap pertama karena telah menghafal soal tes buta warna.
Sehingga, ia sudah hafal kisi-kisi atau poin penilaian.
Yang mana, dirinya lolos tes bukan karena hasil tes tetapi menghafal.
"Kemungkinan terbesar yang bersangkutan belajar tentang buta warna, dia menghafal," jelas Kabid Dokkes Polda Metro Jaya. Kombes Didiet Setioboedi di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (30/5/2022), melansir Tribunnews.
Dugaan itu menguat, karena Fadillah sudah 3 kali ikut seleksi Bintara Polri sejak 2019.
Ketiga seleksi itu menyatakan, Farih tidak lulus dengan masalah kesehatan berupa buta warna parsial.
Didiet menegaskan, berdasarkan pengalaman, tes itu menjadi acuan pelajaran oleh Fadillah.
Didiet menyebut, kuat dugaan Fadillah sudah mempelajari buku tes buta warna.
Sehingga, ia bisa lulus seleksi tahap I.
Apalagi, buku tes buta warna beredar bebas di pasaran.
Sehingga, memungkinkan orang mempelajarinya untuk keperluan tes atau akademi.
Kontroversi hasil supervisi calon Bintara Polri, Fahrifadillah Nur Rizky (21) masih berlanjut.
Kini, Fahri membeberkan bukti, dirinya tidak buta warna.
Biro SDM Polda Metro Jaya sebelumnya menyatakan, Fahri tidak memenuhi syarat.
Lantaran, ia mengidap buta warna parsial.
Fahri dicoret saat hendak mengikuti pendidikan Bintara Polri setelah dinyatakan lolos seleksi tahap I.
Tak berhenti sampai di situ, Anggota Komisi I DPR RI, Hillary Brigitta Lasut vokal menyuarakan permasalahan Fahri ini.
Dalam postingan akun Instagram terbarunya, Hillary kembali menjelaskan alasan dia membela Fahri dalam kasus ini.
Politisi Nasdem ini mengklaim, hasil pemeriksaan dokter terkait tes buta warna Fahri di 2 rumah sakit, RS Moh Ridwan Meuraksa dan RS Harapan Bunda menyatakan, siswa itu tak menyintas permasalahan di matanya.
"Banyak yang bertanya kenapa saya membantu Fahri Fadilah sampai merepost.
Ketika didiagnosa mengidap suatu penyakit, pada umumnya dokter akan menyarankan untuk mencari second opinion atau opini kedua, bisa berupa pemeriksaan ke dokter lain.
Dalam kasus Fahri, salah satunya dari RS MILITER dan dari sentra mata menyatakan hasil pemeriksaan tidak buta warna.
Begitu juga dengan hasil test dan hasil supervisi sebelum pengumuman kelulusan," tulis Hillary sambil mengunggah bukti surat hasil pemeriksaan mata Fahri, Rabu (1/6/2022).
Hillary menyebut, diagnosis itu merupakan pembanding yang kompeten untuk mengubah hasil tes buta warna Fahri agar dapat dipertimbangkan.
Sebab, menurut Hillary, dalam dunia medis, satu diagnosa perlu dibandingkan hasil tes lain untuk membuktikan penyakit yang diderita Fahri.
"Karena di dunia kesehatan sangat disarankan mencari second opinion," imbuhnya.
Kelulusan Fahri pada seleksi Bintara Polri dengan menempati ranking ke-35 dari 1.200 membuktikan, pemuda asal Jakarta Timur itu memiliki kapabilitas yang mumpuni.
Ia menyebut, jika argumentasi polisi soal kemungkinan Fahri lolos tes buta warna karena sudah menghafal buku tes, sangat janggal.
Sebab, untuk melewati tahap itu bukanlah hal yang mudah.
"Ranking 35/1200 membuktikan, ia sebenarnya sangat capable,
Dan secara logika, argumentasi dimana ada dugaan menghafal jawaban test itu, agak kurang bisa diterima,
Karena saya yakin, test kesehatan mata ada standarisasi tertentu yang tidak akan semudah itu dihafal,
"Apabila dugaan menghafal jawaban test tidak dapat dibuktikan beyond reasonable doubt, seharusnya tidak, itu tidak merubah nasib seseorang," kata Hillary.