Follow Us

Lolos Dari Lubang Maut Sate Sianida, Inilah Sosok Polisi Yang Mencampakkan Nani Apriliani Dengan Memilih Wanita Lain Sebagai Istri, Jabatannya Benar-benar Mentereng

None - Selasa, 04 Mei 2021 | 15:11
Aiptu Tomy, sasaran sebenarnya sate sianida yang dikirimkan Nani Apriliani yang menewaskan anak seorang sopir ojek online.
Kolase via Tribunnews

Aiptu Tomy, sasaran sebenarnya sate sianida yang dikirimkan Nani Apriliani yang menewaskan anak seorang sopir ojek online.

Suar.ID - Semua bermula dari rasa sakit hati karena cintanya bertepuk sebelah tangan.

Nani Apriliani Nurjaman alias Tika berhasil dibekuk polisi di rumahnya di Banguntapan, Bantul, Yogyakarta.

Nani Apriliani adalah tersangka utama yang menyebabkan meninggalnya seorang bocah setelah memakan sate yang bertanyata sudah ditaburi sianida.

Sate itu ternyata bukan ditujukan kepada bocah tersebut, melainkan seorang polisi: Aiptu Tomy.

Kapolresta Yogyakarta Kombes Purwadi W Anggoro membenarkan kabar tersebut.

Nani Apriliani Nurjaman alias Tika sebenarnya mengincar Aiptu Tomy, seorang penyidik beprestasi di Polresta Yogyakarta.

Aiptu Tomy sendiri dikenal sebagai sosok yang ramah dan penuh prestasi.

Nama Aiptu Tomu muncul dari keterangan Bandiman, pengemudi ojek online yang anaknya tewas setelah memakan sate beracun tersebut.

Dia bilang, ketika istirahat di sekitar masjid di daerah Gayam, Yogyakarta, dia didatangi perempuan muda yang memintanya mengantarkan paket takjil.

Perempuan itu disebut masih muda, berkulit putih, tingginya sekitar 160 cm.

Saat itu wanita tersebut datang dengan mengenakan baju berwarna krem.

"Dia mengatakan bahwa tidak punya aplikasi, dan meminta mengirimkan paket takil ke seseorang bernama Tomy di daerah Kasihan, Bantul," ujarnya saat ditemui, pada Selasa (27/4).

Tanpa pikir panjang, Bandiman pun menyanggupi permintaan tersebut.

Aiptu Tomy, sasaran sebenarnya sate sianida yang dikirimkan Nani Apriliani yang menewaskan anak seorang sopir ojek online.
dok. FB

Aiptu Tomy, sasaran sebenarnya sate sianida yang dikirimkan Nani Apriliani yang menewaskan anak seorang sopir ojek online.

Perempuan itu pun menanyakan berapa tarif untuk mengantarkan paket berisi sate dan snack tersebut.

"Saya minta Rp 25 ribu, lalu saya dikasih Rp 30 ribu. Saya juga minta nomor HP orang yang dituju," katanya.

"Dan minta nama si pengirim, dia mengatakan bahwa pengirim atas nama Hamid dari Pakualaman."

Tak lama kemudian, Bandiman langsung mengantarkan paket tersebut.

Sesampainya di alamat yang dituju, rumah orang bernama Tomy itu sepi.

Bandiman pun berusaha menghubungi Tomi.

"Setelah saya hubungi, benar yang mengangkat bernama Tomi dan alamatnya juga benar," katanya.

"Tapi dia mengatakan bahwa tidak merasa memiliki teman yang bernama Hamid di Pakualaman."

Tomy kemudian bilang, supaya paket itu untuk Bandiman saja, untuk beruka puasa.

Bandiman pun pulang dengan membawa paket makanan tersebut.

Sesampainya di rumah, ia bertemu dengan anaknya, Naba (8) yang baru pulang dari masjid.

Sate itu lalu dimakan Naba, istri dan Bandiman.

Namun saat makan sate itu, tiba-tiba Naba mengeluh pahit dan panas.

Dia lalu lari ke kulkas untuk minum, tapi sampai dapur dia terjatuh.

Sementara istrinya mutah-mutah.

Melihat anaknya tak sadarkan diri, Bandiman pun langsung melarikan anaknya ke RS Wirosaban.

Di perjalanan Naba sempat mengeluarkan buih dari mulutnya.

Aiptu Tomy, sasaran sebenarnya sate sianida yang dikirimkan Nani Apriliani yang menewaskan anak seorang sopir ojek online.
Kompas.com.Markus Yuwono

Aiptu Tomy, sasaran sebenarnya sate sianida yang dikirimkan Nani Apriliani yang menewaskan anak seorang sopir ojek online.

"Ditangani sekitar seperempat jam, mengatakan sudah tidak tertolong lagi. Kalau kata dokter itu positif kena racun,"katanya.

Lalu siapa sebenarnya Aiptu Tomi?

Tomi adalah anggota Kepolisian di bagian Satuan Reserse dan Kriminal (Satreskrim) Polresta Yogyakarta.

Aiptu Tomi menjadi penyidik senior di Reskrim Polresta Yogyakarta.

Informasi itu dibenarkan oleh Kasubbag Humas Polresta Yogyakarta AKP Timbul Sasana Raharja kepada Tribunjogja.com , Minggu (2/5/2021).

Ia menjelaskan, T berpangkat Aiptu dan kini masih berstatus sebagai penyidik senior di Satreskrim Polresta Yogyakarta.

"Betul, yang bersangkutan adalah penyidik senior di Reskrim Polresta Yogyakarta, pangkatnya Aiptu," jelasnya.

Timbul mengatakan ratusan kasus kriminal pernah ditangani.

Saat ditanya terkait kasus kriminal paling krusial yang pernah ditangani oleh T, Timbul belum memastikan lebih lanjut.

"Belum tahu pasti kalau itu, banyak ya," kata Timbul

Penelusuran Tribun Jogja, T pernah mendapatkan penghargaan dari Polda DIY pada 2017 silam sebagai penyidik terbaik.

Timbul pun membenarkan adanya informasi tersebut dan menegaskan bahwa T memang penyidik senior dengan kinerja yang baik.

"Ya karena sudah senior di reskrim Polresta, artinya memang bisa bekerja," terang dia.

Namun demikian, Timbul belum memastikam sudah berapa lama T bertugas sebagai penyidik di Satreskrim Polresta Yogyakarta.

"Kalau itu belum tahu pasti, yang jelas dia sudah senior," tegasnya.

Menurut Timbul, selama mengabdi di jajaran Satreskrim Polresta Yogyakarta, T dikenal ramah dan baik kepada siapa pun.

Ia cukup terkejut lantaran ada seseorang yang mengirim paket sate beracun ke rumahnya, yang pada akhirnya justru salah sasaran dan menelan korban bocah berusia 10 tahun bernama Naba Faiz Prasetya, Warga Bangunharjo, Sewon, Bantul.

"Dia dikenal ramah, dan biasa-biasa saja dengan rekan-rekan di Polresta.

"Kalau untuk alasan mengapa dikirimi sate beracun ya itu kewenangan penyidik yang menangani," pungkasnya.

Seperti diketahui, Hasil Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi Dinas Kesehatan (Dinkes) DI Yogyakarta menyebutkan bumbu sate dicampur dengan racun potasium sianida.

"Hasil laboratorium, iya, positif sianida. Racunnya potasium sianida," kata Kapolres Bantul, AKBP Wachyu Tri Budi Sulistyono, Sabtu (1/5/2021).

Editor : Moh. Habib Asyhad

Baca Lainnya

Latest