Follow Us

Sianida, Jadi 'Senjata' Jessica Wongso Bunuh Sahabat Sendiri hingga Tewaskan Anak Driver Ojek Online, Ternyata Ini yang Bakal Terjadi Jika Zat Mematikan Ini Masuk ke Tubuh

Khaerunisa - Senin, 03 Mei 2021 | 20:30
Ilustrasi - sianida ditaburkan ke sate tewaskan anak driver ojek online

Ilustrasi - sianida ditaburkan ke sate tewaskan anak driver ojek online

Suar.ID - Baru-baru ini penggunaan 'Racun Sianida' dalam kasus kriminal kembali menghebohkan Indonesia.

Kali ini, seorang anak driver ojek online menjadi korbannya, setelah menjadi target salah sasaran dari seorang wanita yang sakit hati terhadap mantan kekasihnya.

Nani Apriliani Nurjaman (25) alias Tika, nekat menaburkan racun sianida di atas sate ayam yang hendak ia kirimkan ke mantan kekasihnya menggunakan jasa

Ia mengaku sakit hati karena mantan kekasihnya yang disebut bernama Tomy menikah dengan perempuan lain.

Baca Juga: Makan Sate dari Wanita Misterius, Anak dari Driver Ojol di Bantul Tewas dan Istrinya Jalani Perawatan Insentif, Ini Kronologi Selengkapnya

Saat ini, kepolisian masih melakukan penyelidikan serta mendalami kasus tersebut

Namun, kini Nani terancam hukuman mati, hukuman seumur hidup atau paling lama hukuman penjara 20 tahun.

Kasus Nani dengan racun sianidanya kembali mengingatkan masyarakat Indonesia terhadap kasus Jessica Wongso yang sangat menghebohkan pada 2016 silam.

Jessica Wongso yang telah divonis 20 tahun penjara juga diketahui menggunakan racun sianida untuk membunuh sahabatnya sendiri, Wayan Mirna Salihin.

Baca Juga: Urung Menikah dengan Aiptu Tomi, Nani Pilih Balas Dendam dengan Kirim Sate Ayam Beracun Meski Salah Sasaran dan Terancam Hukuman Mati

Jadi 'senjata' Jessica Wongso untuk membunuh sahabatnya sendiri hingga digunakan menewaskan anak driver ojek online korban salah sasaran Nani Apriliani Nurjaman, bagaimana efek sianida di tubuh hingga menjadi racun mematikan?

Melansir Kompas.com, jika potasium sianida atau kalium sianida masuk ke tubuh seseorang, maka ia dapat mengganggu sel dalam menggunakan oksigen.

Ahli forensik UGM, Lipur Riyantiningtyas, mengatakan, jika dalam jumlah kecil, sianida akan menimbulkan beberapa gejala.

Di antaranya gejala mual, muntah, sakit kepala, pusing, gelisah, napas sesak dan tubuh lemas.

Baca Juga: Kini Dijuluki 'Sultan Bintaro', Rizky Billar Baru-baru Ini Pamer Mobil Mewah yang Harganya Mencapai Miliaran Rupiah!

Namun, jika jumlahnya besar, maka akibatnya akan lebih fatal hingga bisa menyebabkan kematian hanya dalam beberapa menit setelah terpapar.

Dalam jumlah besar, zat tersebut akan membuat orang yang mengonsumsinya turun denyut nadinya hingga hilang kesadaran.

“Korban juga bisa kejang, kerusakan paru, gagal napas yang akhirnya akan meninggal. "Dosis letalnya 1,5 miligram per kilogram berat badan,” katanya.

Baca Juga: Niat Hati Patuhi Protokol Kesehatan dengan Solat Sambil Tetap Kenakan Masker, Pria ini Malah Dibentak Hingga Diusir, Pengurus Masjid Pun Sebut Aturan Ulama lebih Tinggi dari Pemerintah, Terungkap Fakta Mengejutkan ini!

Potasium sianida dapat memengaruhi tubuh jika seseorang menelan, menghirup, melakukan kontak kulit atau kontak mata dengan zat ini.

Efek potasium sianida setelah terpapar tubuh muncul dengan cepat, dalam hitungan detik hingga menit.

Kematian bisa terjadi dalam beberapa menit, jika tubuh terpapar zat tersebut dalam jumlah banyak.

Sementara itu, akumulasi cairan di paru-paru (edema paru) dapat mempersulit keracunan parah.

Baca Juga: Dulu Seolah Dendam Kesumat Suaminya Direbut Pelakor, Mantan Istri Raul Lemos Kini Tuliskan Doa Tulus untuk Anak-anak Krisdayanti: Insyaallah Membahagiakan..

Napas cepat segera diikuti oleh depresi pernafasan atau henti nafas.

Keracunan sianida yang parah berkembang menjadi pingsan, koma, kejang otot (di mana kepala, leher, dan tulang belakang melengkung ke belakang), pupil tetap dan melebar, hingga terjadi kematian.

Keberadaan racun sianida mungkin sulit dikenali. Bau potasium sianida juga tidak memberikan peringatan yang memadai tentang konsentrasi berbahaya. Zat ini juga tidak berwarna dan sementara dari segi rasa, dikatakan ia akan terasa pahit.

Meski efeknya bagi tubuh bisa terjadi dengan cepat jika jumlah paparannya banyak, beberapa pertolongan pertama mungkin bisa menyelamatkan naywa korban.

Baca Juga: Tegaskan Tak Mau Menjadi Ayah Al, El, dan Dul, Irwan Mussry Ternyata Pendam Alasan Haru Ini: Kalau Ada Apa-apa, Cari Daddy Kamu

Menurut CDC, pengamatan yang cermat, oksigen tambahan, dan perawatan suportif mungkin merupakan terapi yang cukup untuk pasien atau korban yang tidak menunjukkan gejala fisik dari keracunan sianida.

Sementara untuk pasien atau korban yang menunjukkan gejala fisik dari keracunan sianida, pengobatan awal terdiri dari pemberian penawar di bawah arahan dokter, bantuan pernapasan dan peredaran darah (oksigen dan cairan IV), koreksi ketidakseimbangan kimiawi dalam darah, dan kontrol kejang.

Tetap, CDC menekankan bahwa kecepatan sangat penting, juga penanganan harud dilakukan dengan hati-hati.

"Hindari resusitasi mulut ke mulut apa pun rute pemaparannya. Hindari kontak dengan muntahan, yang dapat mengeluarkan gas hidrogen sianida," tulis CDC, dikutip Kompas.com.

Baca Juga: Padahal Sudah 3 Kali Berhubungan Intim Dengan Ariel NOAH Hingga Videnya Tersebar, Cut Tari Hanya Bisa Begini Saat Tahu Mantan Luna Maya Ngaku Nggak Kenal Dan Nggak Punya Perasaan Kepadanya

(*)

Editor : Khaerunisa

Baca Lainnya

Latest