"Saat teman saya berniat mau mengembalikan pulsanya, pelaku memberitahukan caranya. Pelaku mengirim seperti kode, dan kemudian bilang agar mengirimkannya ke customer service OVO atau ke nomor 3300."
"Karena tak curiga, teman saya pun menuruti saja permintaan dari pelaku," jelasnya.
Tak lama kemudian terdapat sebuah SMS yang masuk ke HP korban.
SMS itu berisi kode OTP sampai enam kali.
Korban sempat merasa curiga dan mengecek saldo rekeningnya, namun ternyata masih aman.
Namun saat korban menerima kode OTP yang ke tujuh dan memberitahukannya kepada pelaku, barulah korban kehilangan akses aplikasi mobile banking miliknya.
"Saat masuk login ke BRI Mobile Banking, teman saya itu dapat peringatan kalau user login masih digunakan oleh pengguna lain."
"Karena dipikirnya sedang mengalami gangguan, ahkirnya ditunggu oleh sama teman saya. Setelah ditunggu lima menit, saat dicek saldonya sudah hilang," ungkapnya.
Saat dicek melalui email, terdapat inbok notifikasi jika terdapat sebuah transaksi Top UP Briva ke akun atas nama Nia dengan nilai sebesar Rp 9,4 juta.
Selain itu juga terdapat transaksi berupa Top Up OVO sebesar Rp 170 ribu.
"Sehingga teman saya itu kehilangan uang sejumlah Rp 9.570.000 dari saldo awal sekitar Rp 10 juta," tambahnya.