Umyati pun menjawab, bahwa anak tersebut adalah anaknya.
Abah Sarna mencoba memberanikan diri untuk mengajak bicara Noni hingga akhirnya terbiasa dan saling mengenal.
"Setiap hari Abah langsung membeli bensin buat mesin pengair sawah. Lalu, Noni mengantarkan bensin itu ke sawah Abah dan kami sering ngobrol-ngobrol lama di sawah," ujar dia.
Abah Sarna masih ingat ucapannya pertama kali saat mengungkapkan keinginannya menikahi Noni.
"Neng Noni mau ke Abah yang sudah kakek-kakek?" kata Abah Sarna yang mengaku saat itu sempat ditolak Noni yang mengaku masih sekolah dan punya pacar.
Selang beberapa waktu, Abah Sarna dapat tantangan dari Noni yang bertanya, "Abah gimana, jadi mau nikahi Noni?"
Sekitar sebulan Abah Sarna dan Noni berpacaran. Selama itu hubungan cinta keduanya putus nyambung tak ubahnya anak muda.
"Namanya lelaki sudah menduda 7 tahun, Abah merasa rapuh dan membutuhkan wanita," katanya.
Meski terpaut usia 61 tahun, Noni mencintai dan menyayangi Abah Sarna. Ia tak menghiraukan apa kata orang lain mau dengan kakek-kakek.
"Alhamdulillah enggak ada gangguan apapun. Teman-teman saya juga sempat terkejut," ujarnya.
Saat Noni bersedia untuk dinikahi, Abah Sarna segera mempersiapkan segala halnya termasuk seserahannya dan mas kawin.