Suar.ID - Seorang pemilik salon kecantikan yang melanggar langkah-langkah pemutus mata rantai pandemi virus coronaakhirnya membayar denda.
Jin Yin (55), didenda 22.000 dolar (sekitar Rp 300 juta) pada hari Rabu (10/6/2020) setelah mengaku bersalah atas pelanggaran social distancing di Singapura.
Warga Singapura itu juga mengaku menyediakan layanan pijat tanpa lisensi.
Diadilaporkan membayar denda secara penuh.
Melansir dari Stomp (11/6/2020), Jin adalah orang pertama yang dituntut di pengadilan Singapura karena mengoperasikan bisnispijat plus plus saat ada langkah-langkah tegas negara dalam memutus mata rantai penyebaran virus corona.
Pelanggar bandel ini telah dihukum sebelumnya pada dua kesempatan terpisah karena menyediakan layanan pijat tanpa lisensi.
Dia didenda 1.800 dolar (Rp 25 juta) pada tahun 2014 dan 1.000 dolar (Rp 14 juta) pada tahun 2016.
Wakil Jaksa Penuntut Umum Jane Lim mengatakan bahwa Jin telah memiliki Salon Kecantikan "In-Style" di Block 34 Upper Cross Street sejak November 2013 dan tidak punya lisensi untuk menyediakan layanan pijat.
Langkah-langkah pemutus penyebaran virus corona dilaksanakan pada 7 April tahun ini di Singapura untuk mengekang penyebaran Covid-19 dan Jin menyadarinya.
Chan Fun Hwee (67), menemukan jasa Jin di situs iklan baris Locanto.sgdan menghubunginya pada 10 April untuk memesan paket dua jam senilai 150 dolar (Rp 200 ribu).
Khawatirdiperiksaoleh polisi,Chan bertanya kepada Jin apakah aman baginya untuk pergi ke salon.
Jinmengiriminya pesan teks sebagai tanggapan, meyakinkannya bahwasemuanya aman.
Chan tiba di salon sekitar jam 1 siang.
Seorang warga yang prihatin yang tinggal di lingkungan itu memberi tahu polisi setelah melihat Chan memasuki salon.
Pengadilan mendengar bahwa Jin memijat Chan dan menstimulasi dia di ranjang pijat, yang ditutupi oleh tirai di bagian belakang toko.
Ketika petugas polisi tiba di salon, pintu ditutup dengan tanda di atasnya yang menyatakan bahwa tempat itu tidakbuka.
Tapipolisi bisa merasakan udara sejuk dari pendingin udara yang keluar dan mereka mengetuk pintu.
Jin membukanya sekitar 10 menit kemudian dan petugas melihat Chan di dalam salon.
Pada hari Rabu, Jin menangis di depan Hakim Distrik Senior Bala Reddy ketika ia meminta keringanan hukuman danberkata bahwa ia memiliki seorang putri di China.
Hakim berkata, "Tidak perlu membuatku terkesan dengan menangis di sini." (Adrie P. Saputra/Suar.ID)