Mereka kemudian bertemu dua kali sebulan untuk berhubungan seks karena Cordice akan mengasuh anak itu sementara ibunya bekerja lembur.
Sering kali Leah memberi snack atau semacam hadiah kecil sehingga ia akan menjaga pelecehan itu tetap rahasia.
Tidak hanya itu Leah juga membombardirnya dengan pesan WhatsApp yang mengatakan "Aku mencintaimu, aku mencintaimu."
Namun Leah juga pernah berkata lain di pengadilan, di mana ia mengaku bocah laki-laki 13 tahun tersebut telah memperkosanya ketika dia berusia 17 tahun.
Lepas dari vonis yang telah dijatuhkan, Leah membantah tuduhan kekerasan seksual itu, malah mengklaim bahwa anak laki-laki itu telah memperkosanya.
Namun dirinya dinyatakan bersalah oleh pengadilan seusai didakwa berhubungan seksual dengan anak itu setidaknya lima kali.
Hakim Peter Clarke QC, mengatakan: "Cordice menegaskan bahwa yang sebenarnya adalah bahwa dia telah diperkosa oleh korban pada beberapa kesempatan."
"Sudah dapat dimengerti telah mendesak di pengadilan bahwa pemeriksaan psikiatris telah menemukan Cordice memiliki kemampuan intelektual batas dengan IQ 70 hingga 85."
"Memang aku tidak mendengar indikasi baik dari Cordice maupun korban bahwa dia memeluknya dengan kasih sayang tertentu, bukti dari setidaknya satu saksi adalah obsesi fisik dan kesenangan diri sebagai lawan dari keterikatan emosional."
Sementara terkait korban yakni bocah laki-laki berusia 13 tahun disebut telah didiagnosis gangguan kecemasan.
Hingga harus dibawa pergi oleh layanan sosial.
Bocah itu mengatakan kepada pengadilan: "Saya tidak bisa melihat anak saya. Melihat putri saya dan kemudian membawanya keluar dari hidup saya sangat sulit untuk mengatasinya.