"Saya masih takut dan kebayang kejadian itu. Saya trauma kalau keluar rumah harus ditemani orangtua. Gak bisa pergi jauh dari rumah. Lihat air putih takut karena teringat siksaan," akunya.
Ika juga mengatakan kalau dirinya ini bisa lolos setelah majikannya ini menyeretnya ke Polsek Semarang Barat atas tuduhan mencuri ponsel.
Ia pun mengaku kalau mengambil ponsel milik majikannya ini secara diam-diam lantaran berniat menghubungi keluarganya.
Ponselnya sendiri saat itu disita sejak awal dirinya bekerja.
Polisi yang melihat kondisi Ika yang sudah dalam keadaan babak belur ini pun merasa curiga.
"Saat di kantor polisi kondisi saya lemas, memar, mau jalan juga susah, polisinya curiga. Saya diantar ke RS Bhayangkara. Kemudian saya divisum. Baru tahu kalau tenggorokan saya luka parah, pita suara rusak. Penyiksaan yang saya alami terbongkarnya awalnya ya dari situ," ujarnya.
Ika dan keluarganya pun berharap agar Polsek Semarang Baray bisa memberikan hukuman yang setimpal kepada majikannya.
"Desember kasusnya terbongkar, lalu saya dibawa pulang ke rumah. Saya harus menjalani operasi dan perawatan di rumah sakit di RSUD Wongsonegoro biar bisa sembuh lagi," ujarnya.
Respon keluarga