Kisah Seorang Nenek Bernama Indonesia yang Membuat Satu Acara Heboh! Beginilah Asal-usul Namanya: Sangat Bersyukur Sekali

Suar.ID - Suasana penyaluran bantuan sosial Bantuan Program Non Tunai (BPNT) dari pemerintah pusat di Kelurahan Concong mendadak heboh karena seorang perempuan lanjut usia (Lansia), Jum’at (20/3/2020) pagi.

Bukan karena membuat keributan, namun perempuan berusia 75 tahun tersebut memiliki nama yang unik sehingga menarik perhatian petugas dan masyarakat yang hadir dalam acara penyaluran bantuan tersebut.

Nama tersebut diketahui saat petugas penyalur bantuan memanggil nama Indonesia, perempuan lansia tersebut langsung mendekat dan menyodorkan kartu keluarga sejahtera miliknya kepada petugas.

Ternyata memang benar, sang ibu tersebut bernama Indonesia dan biasa dipanggil Nyai Indonesia oleh masyarakat sekitar yang mengenalnya.

Baca Juga: Pelajaran dari Italia yang kini Menjadi Pusat dari Penyebaran Virus Corona di Dunia bahkan Melebihi China dengan 3.400 Penduduknya Meninggal Dunia akan Betapa Pentingnya Mekanisme Social Distancing yang Diterapkan Pemerintah Indonesia

Nyai Indonesia mengaku lahir tepat saat Indonesia merdeka di tanggal 17 Agustus tahun 1945.

Meskipun lahir dan berasal dari kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan, Nyai Indonesia sudah seumur hidup tinggal di Lubuk Bakau, Kelurahan Concong Luar, Kecamatan Concong Kabupaten Inhil, Riau.

Janda 9 orang anak ini, sehari–hari hidup bersama 6 orang anaknya yang masih setia menemani sisa umurnya.

“Setelah suami meninggal, 6 orang anak masih menemani dalam menjalani kehidupanya sehari – hari,” ujar Nyai Indonesia saat ditemui Tribun Pekanbaru.

Baca Juga: BREAKING NEWS: Hasil Simulasi BNPB, Warga Indonesia yang Berisiko Terjangkit Virus Corona Mencapai 700 Ribu Orang

Nyai pun mengucapkan terimakasih kepada pemerintah atas bantuan yang diberikan kepada masyarakat tidak mampu seperti dirinya.

“Sangat bersyukur sekali dan mengucapkan terima kasih kepada pemerintah, karena telah meringankan sedikit beban dalam memenuhi kebutuhan sehari–hari,” pungkas Nyai Indonesia singkat. (T. Muhammad Fadhli/Tribun Pekanbaru)