Komandan Jakraphanth disebut termasuk dalam korban tewas pertama, sebelum dia menuju gudang senjata, dan mengambil senapan mesin beserta amunisi.
Komandan Area Kedua, Letnan Jenderal Thanya Kiatsarn mengatakan, Jakraphanth Thomma melumpuhkan penjaga yang ada di gudang.
"Dia menyerang dan membunuh mereka, kemudian mencuri jip resmi, senapan serbu HK33 dan amunisi untuk mempersenjatai diri," katanya.
Ucapan PM Prayut tidak bisa dikonfirmasi kebenarannya. Meski begitu pada Jumat (7/2/2020), Jakraphanth sempat mengunggah status Facebook mengecam orang tamak.
"Kaya dari hasil menipu. Mengambil keuntungan dari orang lain. Apakah mereka yakin bisa menghabiskan uangnya di neraka?" tanyanya dalam Bahasa Thailand.
Saat melakukan penembakan massal, dia juga masih sempat menulis pesan bahwa "kematian tidak bisa dihindari bagi semua orang".
Setelah itu, dia sempat mengeluh jarinya kram karena menarik pelatuk.
"Apakah saya harus menyerah?" tanyanya di akun Facebook yang kemudian dihapus.
"Tidak ada tempat di Facebook bagi orang yang melakukan kekejaman, dan kami tak akan membiarkan orang memuji aksinya," ujar perwakilan media sosial tersebut.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tentara Thailand Ini Bunuh 26 Orang di Korat karena Masalah Jual Beli Rumah"