Suar.ID -Pada Minggu (26/1) Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung mendapatkan rujukan pasien yang merupakan seorang pekerja asal China karena diduga terpapar virus Corona.
Kini pasien ini dirawat di ruang isolasi kamar tersebut.
Pasien ini sendiri merupakan rujukan dari RS Cahaya Kawuluyaan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat dan saat itu didampingi penerjemah.
"Di surat rujukannya tertulis, pasien mengalami demam menggigil, sakit tenggorokan, dan ada riwayat baru pulang dari Cina," ujar dr Tommi Ruhumat, Kepala Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS Hasan Sadikin Bandung, kepada Tribun, saat dihubungi melalui telepon, semalam.
Berdasar rujukan itu, kata Tommi, pihaknya langsung memasukkan pasien itu ke ruang isolasi IGD.
"Tadi, saat terima rujukan, tim saya langsung menggunakan pakaian khusus sebelum kontak dengan pasien. Penerjemahnya juga kami periksa karena dikhawatirkan terjangkit," ujarnya.
Selama pemeriksaan itu, kata Tommi, pasien mereka tempatkan di ruang isolasi IGD.
"Namun, pada sore hari, pasien sudah kami pindahkan ke ruang isolasi rawat inap.," kata Tommi.
Selain menerima rujukan dari RSCK Padalarang, kata Tommi, kemarin, RSHS juga menerima rujukan pasien yang diduga terpapar virus corona dari RS Santo Borromeus, Bandung.
"Tadi, sama dokternya langsung dirujuk ke isolasi IGD. Tapi yang suspect corona baru 1, yang WNA. Pasien yang dirujuk dari RS Borromeus, saya belum terima datanya," kata Tommi.
Pakai Masker
Semalam, menyusul kedatangan suspect corona, sejumlah keluarga pasien di RSHS mulai terlihat mengenakan masker. Hal serupa juga terlihat di ruang IGD.
Sebelumnya, Direktur RS Hasan Sadikin, Nina Susana Dewi, mengatakan sebagai rumah sakit rujukan infeksi, mereka sudah menyiapkan puluhan ruang isolasi untuk pasien yang diperkirakan atau dicurigai terinfeksi virus corona.
"Kami menyediakan 33 ruang isolasi infeksi, 5 ruang isolasi infeksi khusus, dan 30 infeksi umum. Di IGD khusus, kami juga menyiapkan ruang infeksi 5 kamar untuk pasien yang diperkirakan atau dicurigai terinfeksi virus corona," kata Nina di RS Hasan Sadikin Bandung, Jumat (24/1).
Selain ruangan khusus, RSHS juga menyiapkan peralatan kesehatan sesuai standar isolasi, termasuk bahan habis pakai, alat pelindung diri, perlengkapan sanitasi, dan kebutuhan standar lainnya.
"Kami siapkan alur persiapan, pasien yang terindikasi terkena corona, melalui koordinasi dengan ambulans, masuk langsung ke ruang Kemuning (ruang isolasi)," katanya.
Selain di RSHS, persiapan menghadapi virus corona juga dilakukan di RSUD Al Ihsan di Baleendah, Kabupaten Bandung. Rumah sakit milik Pemerintah Provinsi Jawa barat ini juga membuka posko kesehatan untuk mewaspadai penyebaran yang belum diketemukan obatnya itu.
Wakil Direktur Pelayanan Medik Penunjang dan Keperawatan RSUD Al Ihsan, dr Hadri Pramono MARS, mengatakan posko akan mulai mereka buka, Senin (27/1).
“Ini adalah inisiatif kami untuk masyarakat. Nanti di posko ada dokter dan perawat yang stand by 7x24 jam. Posko akan buka sampai ada pemberitahuan selanjutnya dari Kemenkes bahwa masa kewaspadaan corona virus berakhir,” ujar dr Hadri melalui telepon, kemarin.
Posko bernama Pusat Informasi dan Krisis Center Novel Corona Virus RSUD Al Ihsan ini didirikan di depan pintu masuk IGD rumah sakit tersebut.
"Posko berfungsi sebagai tes penyaringan (screening), pusat informasi, serta krisis center virus flu misterius yang saat ini sedang mewabah di Cina," katanya.
Nantinya, setiap pasien dan keluarga pasien dengan keluhan seperti demam, batuk dan pilek, disertai sulit bernapas, akan dilakukan tindakan thermal screener.
Alatnya seperti pistol yang ditempelkan di kulit untuk mengukur suhu tubuh.
Jika alat mendeteksi panas badan seseorang di atas 38 derajat, maka yang bersangkutan akan dipisahkan dari kelompok yang lain lalu ditanyai oleh tim dokter tentang riwayat perjalanan sebelumnya.
“Kalau panas badannya di atas 38 derajat, pasti itu penyebabnya virus. Nanti dokter akan nanya apakah baru-baru ini pulang dari Cina, Singapura, atau negara yang sudah terjangkit lainnya,” katanya.
Jika sang pasien pernah ada riwayat perjalanan ke negara terjangkit, maka rumah sakit akan menetapkan pasien sebagai suspect coronavirus lalu dimasukkan ke ruangan khusus yang telah disediakan.
“Kami punya satu ruangan khusus dengan tekanan negatif, jadi udara di dalam ruang isolasi tetap steril dan tidak akan mengontaminasi ke luar,” kata Hadri.
Menurut Hadri, menghadapi coronavirus masyarakat tidak perlu panik, tapi tetap harus waspada.
Soalnya, belum ada informasi yang rinci, jelas, dan pasti, mengenai penyebab virus ini, baik dari Kementerian Kesehatan, WHO atau Tiongkok sekalipun.
“Masih simpang siur, tidak ada informasi yang jelas. Namun corona virus mengandung DNA atau untaian genetika yang gampang bermutasi. Kita sudah belajar, Indonesia pernah mengalami pandemi flu babi (H1N1 2009) dan outbreak flu burung (H5N1 2005). Jadi tetap harus waspada,” kata Hadri.
Apalagi, saat ini Jawa Barat sedang diguyur hujan hampir merata di semua wilayah.
Masyarakat diimbau untuk menjaga kesehatan dengan pola hidup bersih dan sehat, rajin berolahraga, serta segera ke puskesmas dan rumah sakit terdekat jika panas badan di atas 38 derajat, apalagi ada batuk pilek dan sulit bernapas.
“Bila mengalami gejala panas badan demam di atas 38 derajat celcius, batuk dan sukar bernapas, disertai riwayat pernah bepergian ke Tiongkok atau dari negara terjangkit coronavirus. Segeralah diperiksa kesehatannya ke Posko Pusat Informasi dan Krisis Center Coronavirus RSUD Al Ihsan. Jangan menunggu dulu,” ucapnya.
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul "Terkait Pasien Suspect Virus Corona di Bandung, RSHS Akui Terima 2 Rujukan, 1 Masih Belum Dipastikan".