Ayahnya pulang membawa komputer bekas, meminta Freddie untuk memperbaikinya.
Akhirnya hal itulah yangmembuka jalan untuk inovasi.
Pada usia 15, Freddie sudah mengelola perusahaan cloud computing, Figgers Computers, sendirian.
Dua tahun kemudian dan dia memiliki 150 pelanggan dengan permintaan situs web dan ruang penyimpanan.
Ketika ayahnya didiagnosis menderita Alzheimer, ia menemukan sepatu dengan pelacak GPS built-in yang melayani komunikasi dua arah.
"Aku bisa mengangkat telepon dan berkata, 'Hei ayah, kamu di mana?' dan dia tidak perlu melakukan apa-apa, hanya membungkuk dan berbicara ke sepatunya dan saya dapat melacak lokasinya."
"Program itu sangat sukses dan saya memiliki perusahaan yang menjangkau saya keluar dari Kansas dan mereka membeli program itu dari saya seharga 2,2 juta dolar," kata Freddieyang dikutip dari Inspire More.
Meskipun sekarang dia adalah individu yang sukses, dia ingat didiskriminasi ketika dia masih muda.
Dia terus-menerus dipanggil "bayi tempat sampah" ketika teman-teman sekelasnya mengetahui bahwa dia ditinggalkan di tempat sampah oleh ibunya.
"Karena itu adalah tempat pedesaan, selama sesuatu terjadi, orang-orang di seluruh wilayah akan tahu."