Suar.ID -Iran adalah negara yang semenjak era Perang Dingin berani dengan tegas menantang Amerika Serikat, selain Korea Utara.
Sudah puluhan tahun ketegangan terjadi antara kedua negara ini.
Kini, hubungan keduanya semakin menegangkan setelah serangan atas perintah Donald Trump berhasil membunuh Jenderal Qasem.
Mayor Jenderal Qasem Soleimani adalah seorang perwira tinggi Angkatan Bersenjata Iran.
Jika dibandingkan, kekuatan keduanya sepertinya berat sebelah, karena melansir dari National Interest, pada 2015, militer Amerika telah menghabiskan dana total 2 kali GDP (Gross Domestic Product) Iran.
Namun meski begitu, Iran telah membangun militer kuat dengan janji doktrin 3 kemampuan: produksi misil balistik ekspansif, peperangan di laut, dan berpihak kepada grup militant non-pemerintah.
Karena ketiga doktrin ini, muncul banyak sistem persenjataan yang menguatkan Iran sampai saat ini.
Namun ada 5 senjata terkuat yang patut ditakuti oleh pihak Amerika Serikat.
Misil Sejjil
Instrumen paling jelas dalam doktrin militer Iran adalah inventaris misil balistik, dengan yang paling terkenal adalah misil Sejjil yang didasarkan pada desain milik Korea Utara.
Sejjil-1 adalah misil balistik dua tahap dengan jarak serangan capaian medium dan diuji pertama kali pada 2008 silam.
Keunggulan Sejjil-1 dibandingkan misil balistik Shahab adalah bahan bakar padat, mampu mengurangi waktu peluncuran (karena dengan cepat meluncur sekaligus bergerak dengan cepat).
Pada rapat kongres AS tahun 2009, Sekretaris Pertahanan AS, Robert Gates mengatakan jika misil Sejjil memiliki kisaran capaian kira-kira 2000-2500 km.
Hal tersebut sama dengan yang diungkapkan oleh pihak Iran yaitu Brigjen Mustafa Mohammad yang kala itu menjabat Menteri pertahanan.
Pada jarak ini, Sejjil-1 dapat mengirimkan 750 kg kargo kepada Israel bahkan wilayah Eropa Selatan.
Sejjil-2 diuji pertama kali tahun 2009 dan sampai tahun 2015 masih dikembangkan.
Sejjil-2 telah mendemonstrasikan kisaran jarak serangan 2,510 km dengan model seperti kendaraan dan setirnya berbobot 650 kg berkepala tiga.
Sejjil-2 dapat membawa 1.000 kg kargo dalam jarak 2.000 km.
Keunggulan misil ini adalah akurasi, yang selama ini masih menjadi kekurangan bagi pihak Iran sampai Sejjil-2 muncul.
Pasalnya Sejjil-2 dilengkapi dengan sistem navigasi dan sensor yang selalu tepat sasaran.
Kapal Selam Ghadir
Ancaman terbesar Iran bagi negara lain adalah blokade pengiriman minyak melalui Selat Hormuz.
Selat Hormuz adalah sebuah selat antara Teluk Persia dan Oman, yang menjadi satu-satunya jalan distribusi sepertiga gas alam cair (LNG) dan 25% dari konsumsi minyak global.
Beberapa sumber mengatakan, Amerika telah menghabiskan 8 Triliun Dolar untuk melindungi Selat Hormuz sejak 1976.
Iran mendapatkan kunci strategis untuk melumpuhkan Selat Hormuz dan memanfaatkan situasi tersebut sehingga kemudian mereka pun memiliki senjata berupa kapal selam.
Jika dinalar, laut yang paling dekat dengan Iran adalah teluk Arab, yang memiliki kedalaman rendah, sehingga kapal selam sepertinya bukan senjata utama.
Namun rupanya hal tersebut merupakan keunggulan, karena jika diluncurkan dari kedalaman yang rendah maka ledakannya akan mampu mempengaruhi jalur Selat Hormuz.
Kapal selam Ghadir memiliki bobot 150 ton dan bertipe gabungan antara kapal selam Yugo dan Sango, yang berasal dari Korea Utara.
Bentuknya yang kecil membuat mereka sulit dikenali dan dilacak.
Masing-masing unit memiliki tabung 533 mm untuk menembakkan torpedo.
Selain itu dapat juga melemparkan ranjau di laut, dan menurut media Iran, dapat digunakan untuk membawa dan memasukkan kekuatan spesial di wilayah musuh.
Misil Khalij-e Fars
Misil balistik anti kapal Khalij-e Fars (ASBM) merupakan senjata mematikan yang dimiliki Iran.
Senjata ini siap meningkatkan kemampuan angkatan laut Iran.
Sering disebut mesin pembawa kematian, misil yangterletak di teluk Persia ini merupakan misil dengan bahan bakar padat, jangkauan jarak 300 km dengan muatan 650 kg,
Didesain mirip dengan misil Iran sebelumnya bernama Fateh-110, yang berdasarkan misil China DF-11A.
Media Iran menyebut ASBM sebagai misil paling penting dan canggih bagi angkatan laut Iran.
Kecepatan supersoniknya adalah keunggulan utama, dan sistem yang mampu melacak keberadaan musuh.
Jika misil lain masih berkemampuan kecepatan subsonik maka misil ini lebih cepat, dan bergerak vertikal setelah diluncurkan, segera mendapat target dari program canggih dan mengunci target serta menyerangnya.
Diuji pertama kali tahun 2011 dan dites secara teratur semenjak saat itu.
Pada tes pertamanya misil ini berhasil membuat angkatan laut AS melarikan diri.
Hezbollah
Hezbollah adalah senjata yang berasal dari sejarah kelam keputusan Iran mengirim pasukan militer Revolusioner Islam (IRGC) ke Lebanon awal 1980 untuk menengahi okupasi Israel.
Keputusan tersebut membawa fanatisme revolusioner karena tidak hanya Iran memberi dampak di Lebanon, tetapi juga menimbulkan masalah dengan mantan pemimpin Irak, Saddam Hussein.
Terlepas dari itu, Hezbollah adalah hadiah dari Lebanon untuk Iran, dan mereka menggunakannya dengan sangat optimal.
Iran telah menggunakan Hezbollah untuk serangan teroris tradisional seperti pemboman sentral komunitas Yahudi di Buenos Aires tahun 1994, dengan korban sejumlah 85 orang meninggal dunia.
Hezbollah terbukti membantu pihak angkatan bersenjata Iran yang sulit melaksanakan serangan di luar Timur Tengah.
Salah satunya adalah saat serangan yang mereka lakukan terhadap turis Israel di Bulgaria, dengan Hezbollah.
Tahun 2003, saat invasi AS di Iraq, Iran menggunakan Hezbollah untuk melatih grup militan Syiah Irak.
Hezbollah juga dilaporkan membantu kelompok pemberontak di Yemen, yang pada 2015 berhasil menguasai ibukota Sanaa.
Tercatat, Hezbollah telah mencegah rezim Bashar al - Assad di Syria sejak 2011.
S-300
Sejak kunjungan Rusia ke Teheran 2015 lalu, mereka memberitakan jika mereka akan menjual S-300 ke Iran.
S-300 adalah misil udara dengan capaian jarak yang luas.
Pertama kali dikembangkan oleh Uni Soviet di tahun 1979, dan telah dikembangkan beberapa kali semenjak itu.
S-300 memiliki 6 peluncur yang mampu menerima perintah dan dikendalikan melalui radar sehingga dapat dikendalikan dari jarak jauh.
Masing-masing peluncur tersebut membawa rudal 48N6E buatan Rusia dengan kisaran jarak mencapai 150 km dan ketinggian mampu mencapai 27-30 km.
Dengan itu, S - 300 dapat melacak 6 target bersamaan dan mengatur persebaran 12 rudal.
Saat pemerintahaan Obama, Washington telah melobi Rusia secara terus menerus untuk tidak menjual senjata ini kepada angkatan udara Iran.(Maymunah Nasution/Intisari)
Artikel ini telah tayang di Intisari dengan judulIni Dia 5 Senjata Kunci Iran yang Harus Ditakuti Oleh Amerika, Termasuk Kapal Selam Penembak Torpedo Dan Rudal Balistik, Apa Itu?