Yuniar mengatakan sedari dulu, BTP punya karakter yang tegas dan keras.
Dalam setiap rapat, BTP selalu bicara ceplas-ceplos kalau memang pekerjaan tidak sesuai target.
Suatu ketika, BTP pernah geram gara-gara produksi perusahaanya tak sesuai target yakni 500 ton.
"Soal kepimpinan orang ini adil, tapi namanya juga manusia ada kekurang dan kelebihan. Sebagai karyawan, cuman ya saat beliau marah, lontaran ceplos-ceplosnya kami maklum, karena saat itu masih muda, saya diam, kemudian keluar," ujar Bu Yun.
Ketika Yuniar keluar dari ruang rapat, BTP mengejarnya.
"Saat saya keluar ruang meeting langsung saya dikejar, dibilang 'Bu Yun marah ya?, Bu Yun tersinggung ya? Jangan gitu Bu Yun, Ibu Yun pun sudah ku anggap Mama aku sendiri, Bu Yun pun yang tua juga di sini', saya hanya diam, mulai dari situlah sudah mulai ngerem-ngerem sedikit," kenang Yuniar.
Dia juga mengungkapkan BTP juga sebenarnya orang yang humoris.
Saat tiba dari Jakarta, BTP langsung ke pabrik, membuka pintu Lab, dan langsung menyapanya.
"Ngape Bu Yun diam-diam, dak beduit ye kidang (untuk) nyekolahkan anak, ukan amun (misal) dak beduit, nyebut benar-benar, nak berape Ikam, kini ku tanda tangani ye, berikan ke kasir," tiru Bu Yun, saat kenang candaan Ahok kepadanya.
Menurut Yuniar hal tersebut tak hanya dirasakan oleh dirinya, kepada karyawan lainnya pun demikian.