Tidak hanya itu, Sriwijaya juga memberitahu Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
"Sriwijaya juga memberitahukan secara resmi Menteri Perhubungan bahwa manajemen Sriwijaya kini diambil alih dan dijalankan sendiri oleh Sriwijaya," ujarnya.
Adapun sebagai langkah awal pengakhiran kerja sama, para pemegang saham telah memutuskan mengangkat BoD Sriwijaya yang baru.
Seluruh BoD baru seluruhnya berasal dari internal Sriwijaya.
Sebagai langkah lanjutan, Yusril mengatakan pihaknya akan mengundang Garuda Grup untuk duduk satu meja membahas pengakhiran kerjasama yang sudah berlangsung selama setahun itu.
"Saya juga meminta agar BPKP dan auditor independen melakukan audit terhadap Sriwijaya untuk mengetahui kondisi perusahaan yang sesungguhnya selama di-manage oleh Garuda Grup," ungkapnya.
Sebab Putusnya Kerja Sama Yusril mengungkap, langkah penghentian kerjasama diambil karena adanya intruksi mendadak dari Garuda Group kepada semua anak perusahaannya, GMF, Gapura Angkasa, dan Aerowisata untuk memberikan pelayanan hanya jika Sriwijaya membayar di muka.
"Kalau kamis kemarin tidak bayar cash dimuka, diperintahkan agar tidak memberikan pelayanan service dan maintenance apapun kepada Sriwijaya," cerita dia.
Untuk itu kata Yusril, Sriwijaya menolak perubahan sistem pembayaran tersebut.
Dia menganggap pembayaran tidak adil (unfair) dan sengaja ingin melumpuhkan Sriwijaya.
Akibat instruksi mendadak itu, terjadi kekacauan pada sebagian besar penerbangan Sriwijaya hari kemarin.