Simon rupanya dilatih dan direkrut oleh Mossad untuk memata-matai serta melancarkan perang urat-saraf dengan masyarakat Arab dan muslim.
Snowden juga mengungkapkan bahwa Al-Baghdadi sejatinya bekerja sama dengan intelejen Amerika Serikat, Inggris serta Mossad.
Misi utamanya sendiri adalah menciptakan sebuah organisasi yang mampu menarik ekstrimis seluruh dunia.
Sebagai penguat bahwa pemimpin ISIS ini adalah agen Mossad, media Iran juga mengugkapkan bahwa Al-Baghdadi adalah sorang agen yang sangat terlatih.
Ia juga memiliki nama lain yaitu Ibrahin ibn Ibrahim Al Badri Arradoui Hoseini.
Demi memuluskan aksinya ini, Al-Baghdadi direkayasa terlibat dalam gerakan militer dengan menciptakan kelompok-kelompok ekstrimis di negara yang dianggap sebagai ancaman oleh Israel.
Beberapa negara tersebut adalah Irak, Sudan, Mesir, Tunisia, Suriah, dll.
Jika mengacu pada penuturan yang diungkapkan oleh Snowden, maka itulah kira-kira proses awal pembentukan ekstrimis macam ISIS.
“Badan intelijen AS, Inggris, Israel, menciptakan organisasi teroris yang bisa menghimpun ekstrimis di seluruh dunia yang diistilahkan dengan ‘the hornet’s nest’,” papar Snowden seperti dilaporkan Global Research.