"Tidak jelas mengapa rencana yang sudah diatur sangat rahasia itu bocor. Tentu saja, info tersebut sampai kepada presiden dengan penafsiran yang sudah keliru," kata Yoga Sugomo
Turunnya Presiden Soekarno merupakan awal dari melesatnya karir Soeharto.
Namun, untuk meraih pangkat hingga Jenderal Besar lima, Soeharto harus melalui perjuangan keras.
Dilansir dari Nakita, karir militer Soeharto berawal saat menjadi prajurit KNIL (1942) atau tentara kerajaan Hindia Belanda.
Saat Jepang menduduki Indonesia dan Belanda menyatakan menyerah, Soeharto bergabung dalam prajurit PETA (Pembela Tanah Air).
Begitu Jepang kehilangan kekuasaan dan Indonesia memasuki masa transisi revolusi untuk mempertahankan kemerdekaan, Soeharto yang sudah memiliki keterampilan bertempur langsung bergabung dengan Tentara Keamanan Rakyat (TKR).
Sebagai anggota TKR yang kemudian menjabat Batalyon X, Soeharto terlibat dalam berbagai pertempuran sengit melawan pasukan Sekutu dan Belanda.
Pasukan Sekutu yang datang ke Indonesia pasca proklamasi 1945 itu bertugas melucuti tentara Jepang sekaligus mengambil alih kekuasaan RI ke tangan kolonial Belanda.
Soeharto saat itu berpangkat Letkol, pernah terlibat dalam beberapa pertempuran besar di kawasan Banyubiru, Ambarawa (Palagan Ambarawa), dan serbuan dadakan ke kota Yogyakarta yang kemudian dikenal dengan Serangan Umum 1 Maret 1949 atau Enam Jam Di Yogya.
Pasca kemerdekaan, Soeharto tetap memiliki peran yang penting dalam lingkup militer (TNI).
Baca Juga: Viral Pernikahan Bule Amerika dengan Wanita Sulawesi Tenggara, Netizen: Nemu di Mana Sih?