Tapi kebahagiaan itu sirna setelah ibunya berhasil menemukannya dan membawanya pulang ke Amerika.
Ketika sampai Amerika, ia “terjerumus” lagi. Melalui seorang teman yang beketulan berpacaran dengan anggota keluarga kriminal Colombo, Lorenz masuk ke dunia mafia.
“Meski tampaknya kontradiksi, saya merasa aman dengan mafia,” tulisnya. “Saya merasa bahagia dan santai untuk pertama kalinya dalam hidup.”
Kelompok mafia itu memanggilnya dengan “Mata Hari dari Karibia” dan begitu menghormatinya.
“Mereka menganggap saya bisa dipercaya dan mereka tahu saya bisa menyimpan rahasia,” tulisnya.
Dengan kelompok barunya ini, Lorenz mengunjungi banyak tempat, menari sepanjang malam, minum koktail dan vodka Kuba sebanyak-banyaknya.
Dari sinilah ia bertemu dengan seorang mafia Yahudi—anggota “Kosher Nostra”—bernama Eddie Levy. Tak lama kemudian, mereka pacaran.
(Baca juga: Bom Bikinan Rakyat Venezuela Ini Tidak Bikin Celaka, Cuma Malu. Ini Sebabnya.)
Tapi ketika mereka pelesir menggunakan kapal pesiar ke berbagai tempat, Lorenz marah dan bertemu dengan pria lain. Namanya Louis Yurasits.
Saat Lorenz hamil lagi ia bilang itu anak Yurasits, meski Levy mencintai anak itu seperti putranya sendiri.
Lorenz dan Yurasits akhirnya menikah, dan keduanya bekerja untuk FBI.
Mereka berpura-pura menjadi pemilik dari sebuah bangunan bertingkat di East 87th Street sembari memata-matai diplomat dari negara-negara Blok Timur. Mereka kemudian bercerai pada 1975 dan Yurasits meninggal pada 2009 lalu.