Namun, belakanga diketahui bahwa Mugiri adalah calo tenaga kerja.
Setelah rencana PKL itu disetujui, sekolah meminta uang Rp 2,25 juta untuk keperluan biaya keberangkatan para siswa ke Bali.
Medio 31 Desember 2009, ketika anaknya dan para siswa di SMKN 1 Sanden akan berangkat untuk PKL di Bali, mereka harus mengurus KTP.
Padahal waktu itu Agiel berusia 16 tahun dan belum layak mendapatkan KTP.
Tanpa curiga karena sudah percaya pada sekolah, akhirnya para orangtua merelakan anak mereka melaksanakan PKL di Tanjung Benoa.
Setelah beberapa bulan anaknya mengikuti PKL, Riswanto tidak menaruh curiga hingga akhirnya ia menerima surat dari PT Sentra Buana Utama tertanggal 2 Maret 2010, memberitahukan bahwa KM Jimmy Wijaya tempat Agil bekerja hilang kontak per 6 Februari 2010 pukul 04.00 WIT.
Riswan menerima surat dari petugas pos perihal kabar kurang sedap itu.
Dalam surat itu disebutkan Agiel bekerja mulai tanggal 27 Februari 2010.
"Saya percaya itu PKL, dapat surat ditujukan kepada saya orangtua, dalam surat itu lost contact. Di situ saya kaget, kok di sini dapat dari PT, setahu saya anak lagi PKL," katanya saat dihubungi, Selasa (3/9/2019).
Baca Juga: Viral! Siswa SD Dipukuli dan Ditendang Kakak Kelas, Pengakuan Sang Pelaku Bikin Mengelus Dada
Waktu itu, Riswanto menelepon perusahaan pemberi surat menanyakan soal PKL.
Kenyataannya, Agiel dan teman-temannya disalurkan calo untuk bekerja di kapal.