Selama wawancara via telepon, Kompas.com berulang kali memastikan kepada Sri dan Farian bahwa Wawan alias Iwan mengidap skizofrenia bukan akibat kecanduan game online. Keduanya selalu membantah.
"Iya (tangannya sudah begitu sejak dulu). Saya kan selalu konsultasikan sama psikiater dan dampingi ke RS, kenapa tangannya tak bisa lepas. Dilihat dari psikologi, kejiwaan, rupanya Iwan menghadapi kecemasan yang berlebihan. Ada rasa takut, kecemasan, menarik diri, termasuk ketika ada orang asing dia enggak mau interaksi," kata Sri.
Wawan lahir pada 1987, kata Suhartono. Lalu, seingat Sri, titik balik kesehatan mental Wawan terjadi tak jauh saat ia lulus SMA.
Dengan asumsi bahwa seseorang kecil kemungkinan lulus dari SMA di atas usia 23 tahun, itu berarti Wawan sudah mengalami gangguan jiwa sebelum tahun 2010.
Baca Juga: Seorang Pelanggan Menemukan Kamera Tersembunyi pada Sikat WC, Diduga untuk Merekam Video Tak Senonoh
Baca Juga: Tega, Suami Pukuli Istrinya Pakai Helm karena Tidak Bisa Dandan saat Pergi ke Kondangan
Game online yang dapat dimainkan lewat smartphone masih amat jarang ditemui, apalagi di tempat tinggal Wawan yang, menurut Sri, berada di sebuah desa di Tasikmalaya, Jawa Barat.
"Dulu, dia pernah kerja di Bandung. Enggak tahu ada masalah apa di tempat itu. Ketika ada masalah itu, tiba-tiba orangtuanya secara berturut-turut meninggal. Itu yang bikin begitu. Orangtuanya meninggal ketika dia keluar SMA. Dari SMA sampai 2018 akhir itu Iwan terus-terusan dipasung," Sri melanjutkan ceritanya.
Tak tahan dengan Wawan yang cenderung suka mengamuk dan agresif akibat gangguan jiwa, keluarga pun kehabisan akal sehingga memasung Wawan selama bertahun-tahun.
Di sisi lain, rasa cemas berlebih yang dialami Wawan tentu ada penyebabnya, dan penyebab itu sama sekali bukan game online yang baru merebak belakangan ini. LSM Gerak Cepat Bersama sempat merawatnya beberapa tahun.
"Tahun 2016, saya dapat laporan bahwa di Tasikmalaya ada Iwan, belasan tahun dipasung sejak keluar SMA. Sama saya dibebaskan dan bawa ke RS Jiwa Cisarua, Lembang. Beberapa kali dirawat. Pulang rawat inap ke rumah karena Iwan sudah enggak punya orangtua, ditambah karena dia suka ngamuk, agresif, akhirnya sama saudaranya dipasung lagi,"