Konon, Foxconn sempat melakukan rekrutmen besar-besaran karena ambisi Huawei untuk meningkatkan penjualan, dikutip KompasTekno dari South China Morning Post, Selasa (4/6/2019).
Memang, hingga kuartal pertama 2019 (Januari - Maret), Huawei mendapatkan untung besar dari penjualan ponsel.
Baca Juga: VIDEO: Tak Mampu Belikan Ponsel Baru, Pria Ini Dihadiahi 52 Tamparan oleh Kekasihnya
Periset pasar Gartner mencatat, market share Huawei mencapai 15,7 persen, naik dari periode yang sama tahun lalu yang hanya mencapai 10,5 persen.
Huawei bahkan membuat vendor ponsel andalan AS, Apple kewalahan dan merosot ke nomor 3 daftar vendor ponsel global terbesar.
Gartner mengungkap market share Apple turun ke angka 11,9 persen di kuartal I-2019.
Setelah menggeser Apple dan menduduki posisi kedua pangsa pasar, Huawei sempat sesumbar ingin melakukan hal yang sama dengan Samsung, yang hingga saat ini kokoh merajai industri ponsel dunia.
Agaknya, Huawei harus menelan ludahnya sendiri setelah Presiden Donald Trump memasukkannya ke daftar hitam (entity list) yang membuat bisnis Huawei terseok.
Kebijakan tersebut membuat perusahaan-perusahaan teknologi AS memutuskan kemitraan bisnisnya dengan Huawei, seperti Google, Microsoft, dan Intel.
Saat ini, Huawei dan Honor, sub-brand Huawei, sedang melakukan evaluasi dan mempertimbangkan kembali ambisinya menjadi vendor ponsel nomor wahid.
Baca Juga: Orang Tua Ini Siap Beri Pencuri Hadiah Asal Kembalikan Ponsel yang Berisi Foto Bayi Mereka
"Karena situasi terbaru yang sedang terjadi (pemblokiran oleh AS), sangat dini untuk mengatakan apakah kami bisa mencapai tujuan (menjadi vendor ponsel nomor satu)", ungkap Presiden Honor, Zhao Ming saat media briefing peluncuran Honor 20 series di Shanghai, pada Jumat (31/5/2019) malam.