Sementara Komisi Hak Asasi Manusia Selandia Baru juga bereaksi atas pernyataan Bhemji dengan mengatakan ujaran kebencian seperti itu tidak mendapat tempat di Selandia Baru.
"Kita harus mengutuk rasisme, kebencian, dan anti-Semitisme kapan pun kita melihatnya," kata organisasi itu di akun twitter mereka.
Saat dikonfrontasi oleh Newshub, Bhamji tetap teguh pada pernyataannya dan mendesak penyelidikan dari mana Brenton Tarrant mendapatkan dana.
"Mossad sudah merencanakannya. Mengapa saat saya menyebut Mossad, Yahudi kecewa? Jawab saya," ujar Bhamji tanya menyertakan bukti lebih lanjut.
Baca Juga : Geger! Seorang Mantan Polisi Dimutilasi setelah Hubungan Intim dan Jenazahnya Dipakai Ritual
Sementara Bhamji juga tidak memberikan bukti untuk memperkuat klaimnya.
Sebelumnya, muncul manifesto oleh Brenton Tarrant tentang alasan serangannya di Masjid Al Noor dan Masjid Linwood.
Manifesto tersebut menguraikan pandangan rasis Tarrant tentang supremasi kulit putih yang ia jadikan alasan pembenaran aksinya.
Pada senapan Tarrant yang digunakan untuk melakukan penembakan pun banyak tertulis nama-nama tentara Abad Pertengahan yang bertempur dengan Kekaisaran Ottoman.
Tapi, tak ada tulisan yang berkaitan dengan Mossad maupun Israel dalam manifestonya.