Suar.ID - Pernahkah Anda mendengar kisah Sitti Nurbaya yang sosoknya melegenda dalam roman berjudul karya Marah Rusli?Jika Anda bepergian ke Padang, sempatkanlah jalan-jalan ke Bukit Padang. Spot ini berjarak sekitar 7 kilometer dari Stasiun Kereta Api Padang.Lokasinya di muara Batang Arau (Sungai Arau), Kampung Baru, Kecamatan Padang Selatan.Bukit Padang merupakan bagian blok besar batuan karang yang memisahkan kawasan pantai Kota Padang dan pantai Air Manis.Di lerengan Bukit Padang inilah terdapat nisan yang turun temurun dikisahkan sebagai makamnya Sitti Nurbaya, wanita cantik yang dijuluki 'bunga Padang'.
"Meriam itu sudah tak bisa digerakkan. Mestinya dulu bisa digerakkan ke kiri dan kanan," lanjut Bang Id.
Baca Juga : Viral! Di Karanganyar, Jawa Tengah Ada Warung Makan Gratis Setiap Hari Tanpa Syarat, Menunya Bervariasi!Nah, dari gardu perhentian pertama ini, jalan mulai menanjak. Ada puluhan hingga ratusan anak tangga untuk mencapai puncak bukit. Butuh fisik prima mendaki ke puncak bukit ini.Persis di sebuah tanjakan terjal sebelum puncak, pengunjung akan langsung berhadapan blok besar batu karang. Di balik batu besar inilah lokasi makam Sitti Nurbaya.Pas di belokan jalan di sisi blok batu ini, tertulis tulisan besar 'Makam Sitti Nurbaya', yang ditorehkan di dinding batuan.Dari titik ini ada jalan setapak menurun curam, melewati celah sempit di antara dua blok batu. Jalan berundak terakhir kecuramannya ekstrem, sebelum sampai ke pelataran kecil yang terdapat sebuah nisan.Nisan itu mepet ke dinding blok batu, di sebelahnya ada lantai yang cukup bersih dan permukaannya licin karena sering didatangi pengunjung.Di dinding nisan kecil itu terdapat jejak berbentuk persegi, kemungkinan dulunya dipakai untuk menempelkan petunjuk tertentu.
Baca Juga : Berbeda dengan di Film, Kisah Asli Samson Ternyata Begitu TragisSuasana di lokasi ini terasa hening dan senyap. Debur ombak sesekali terdengar dari arah kaki bukit yang jadi lokasi sign box raksasa "Padang"."Benar atau tidak ini makam Sitti Nurbaya, saya kurang tahu. Tapi sejak dulu, demikianlah kata orang tua kita turun temurun," kata pria asal Solok, yang hanya mau disebut namanya Bang Id.Ia tenaga kontrak di Dinas Pariwisata Kota Padang, yang mengelola Taman Wisata Bukit Padang ini.Kisah Sitti Nurbaya sejak lama identik dengan cerira rakyat Ranah Minang. Marah Rusli, sastrawan besar angkatan Balai Pustaka, secara apik mengemas perjalanan Sitti Nurbaya lewat roman yang ditulisnya.Alkisah, Sitti Nurbaya merupakan gadis Minang, yang terpaksa kawin dengan Datuk Meringgih, pria kaya, kasar, kejam, dan tabiatnya sering merendahkan orang lain.Sitti menyerahkan hidupnya pada sang datuk, karena orangtuanya terbelit utang pada lelaki itu. Gadis itu sebenarnya sudah punya kekasih hati, Samsulbahri namanya.
Baca Juga : Hanya Lulusan SD, Orangtua Ini Berhasil Dampingi Anak hingga S2 di UGM dan AmerikaPemuda itu pergi ke Batavia untuk belajar, sebelum prahara menimpa keluarga Sitti Nurbaya. Setelah jatuh ke tangan Datuk Meringgih, Sitti Nurbaya menghadapi masa-masa buruk.Ia pun kabur, menyusul Samsulbahri ke Batavia. Datuk Meringgih memburunya, melancarkan tuduhan Sitti Nurbaya melarikan hartanya.Gadis itu akhirnya dipaksa pulang ke Padang, sebelum tewas diracun oleh sang datuk. Samsulbahri syok, dan bertahun kemudian ia pulang ke Padang sebagai bagian tentara kolonial Belanda.Saat itu Datuk Meringgih memimpin pembangkangan, yang akhirnya ditumpas Samsulbahri dan pasukan yang dikirim dari Batavia. Samsulbahri akhirnya juga meninggal karena terluka berat. Kisah mengharubiru ini melekat dalam ingatan setiap warga Minang. Tak heran jika legenda Sitti Nurbaya masih terus hidup dan jadi produk promosi wisata Sumbar.Melengkapi Bukit Padang yang terdapat makam Sitti Nurbaya, di dekat pintu masuk taman wisata ini dibangun Taman Siti Nurbaya.
Artikel ini telah tayang di video.tribunnews.com dengan judul Situs Makam Tokoh Legenda Sitti Nurbaya Ini Tersembunyi di Balik Batu Karang Raksasa