Ini berarti hingga 60.000 kasus di antara usia 18 hingga 34 tahun di Inggris dan 400.000 di AS dapat dikaitkan dengan penggunaan obat selama masa remaja.
Namun, tidak ditemukan hubungan antara paparan ganja dan kecemasan di masa dewasa.
Sementara risiko depresi dikategorikan sedang (modest), para peneliti mengatakan penggunaan ganja di kalangan remaja harus menjadi perhatian.
Di Inggris, sekitar 4% remaja berusia 11 hingga 15 tahun diperkirakan telah menggunakan obat terlarang dalam sebulan terakhir.
Penelitian pada hewan juga menunjukkan adanya hubungan antara paparan cannabinoid, komponen aktif ganja, dan timbulnya gejala depresi di masa dewasa.
Baca Juga : Buntut Panjang dari Cuitan CEO Bukalapak: Terjadi Perang Rating di Google Play Store!
Diperkirakan bahwa ganja dapat mengubah perkembangan bagian otak remaja.
"Meskipun ukuran efek negatif ganja dapat bervariasi di antara setiap remaja dan tidak mungkin untuk memprediksi risiko yang tepat untuk setiap remaja, penggunaan ganja yang meluas di kalangan generasi muda menjadikannya masalah kesehatan masyarakat yang penting," kata Profesor Cipriani.
Dia juga bilang, penggunaan (ganja) secara teratur selama masa remaja dikaitkan dengan prestasi yang lebih rendah di sekolah.
Tak hanya itu, "Kecanduan psikosis dan penurunan neuropsikologis, peningkatan risiko kecelakaan kendaraan bermotor, serta masalah pernapasan yang berhubungan dengan merokok."
Studi ini dilakukan oleh para peneliti di Universitas McGill dan Universitas Oxford.
Termasuk remaja yang telah menggunakan ganja setidaknya sekali sebelum usia 18 dan tidak membedakan frekuensi penggunaan.