Buaya Merry sendiri sebelumnya dievakuasi dari kandangnya dan disita oleh Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Utara karena kepemilikannya tak berizin.
Proses evakuasi buaya sepanjang 5 meter dengan berat 600 Kg dlakukan hingga 20 orang dan memakan waktu hingga 3 jam.
Baca Juga : Mimpi Ustaz Maulana Sebelum Istrinya Meninggal, Lihat Sang Istri Cantik dan Pakai Baju Putih
Baca Juga : Seperti Ini Penampakan Fenomena 'Supermoon Darah' yang Tak Dapat Dilihat di Langit Indonesia
Perkembangan kasus Deasy Tuwo yang tewas dimakan buaya
Deasy Tuwo dikabarkan meninggal pada Jumat (11/1/2019) lalu, diduga diterkam buaya peliharaan bos di perusahaan pembibitan mutiara tempatnya bekerja.
Jasad warga Ranowangko, Kecamatan Tombariri, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara (Sulut) ditemukan oleh rekan korban, Eling Rumengan, dalam kondisi mengapung di kolam buaya tersebut.
Seminggu usai kejadian, dikutip dari Tribun Manado, Polres Tomohon belum bisa membeberkan hasil autopsi yang menewaskan Kepala Laboratorium Pembibitan Mutiara itu.
Belum bisa membeberkan hasil autopsi, kata Wakapolres Tomohon, Kompol Joyce Wowor hal itu karena hingga saat ini pihaknya belum mendapatkan hasil autopsi.
"Masih belum ada, bersabar saja dulu. Nanti kalau sudah ada akan kami press rilis," kata Wakapolres saat dihubungi Tribunmanado.co.id, Jumat (18/01/2019)
Berbagai spekulasi kematian Deasy juga sempat viral di media sosial di mana waragenet menduga Deasy adalah korban pembunuhan sebelum jasadnya dibuang dalam kandang buaya.