Sistem ini secara bersamaan dapat menembak 36 target yang bergerak dengan kecepatan hingga 4.800 meter per detik dengan mengirim 72 rudal ke udara.
Terkait dengan suksesnya uji coba itu, pakar militer yang berbasis di Beijing Li Jie mengatakan, laporan itu menunjukkan bahwa Moskow ingin menggarisbawahi hubungan ketika AS sedang berselisih dengan Rusia dan China.
“Meskipun ada tekanan dari AS, militer Rusia akan terus meningkatkan kerjasamanya dengan PLA di berbagai bidang seperti rudal, pembuatan kapal, dan sektor lainnya,” katanya.
Song Zhongping, seorang pakar militer yang berbasis di Hong Kong dengan fokus PLA, mengatakan, tes itu adalah sebuah “iklan” oleh militer Rusia untuk mempromosikan senjatanya.
Tapi juga jelas, Pasukan Roket PLA terbukti mahir menggunakan sistem pertahanan udara S-400 itu.
Bisa jadi karena mereka sudah terbiasa dan akrab dengan dengan pendahulunya, S-300, yang telah digunakan China sejak 1990-an.
Baca Juga : Gadis 19 Tahun Membunuh Ibunya karena Menentang Hubungannya dengan Pacar Facebook-nya
Dia mengatakan, uji coba itu penting untuk membedakan antara “target balistik simulasi” dan rudal hipersonik sungguhan.
“Senjata hipersonik punya fitur seperti kemampuan manuver—meluncur, misalnya—dan hampir tidak mungkin mencegat mereka karena meluncur dengan kecepatan tinggi,” kata Song.