Suar.ID -Yan Yan baru berusia tiga tahun dan dia adalah seorang penyintas kanker payudara.
Seperti dilaporkan Thepaper.cn pada Senin (3/12) yang dilansir Asia One, meskipun penyakit ini umumnya dikaitkan dengan perempuan dewasa, gadis asal Shanding, China, itu bisa dibilang sebagai pasien kanker payudara termuda di dunia.
Pada Maret tahun ini, ibu Yan Yan memperhatikan bahwa di singlet-singletnya tertinggal bercak merah dan lengket.
Noda itu bertahan hingga beberapa minggu.
Baca Juga : Innalillahi! Sastrawan NH Dini Meninggal Dunia karena Kecelakaan
Dia pun khawatir ketika merasakan benjolan kecil di sisi kiri dada putrinya.
Si ibu lalu membawa Yan Yan ke rumah sakit, untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Dokte mengatakan, agar perempuan itu memberi memberikan suplemen makanan karena balita itu menunjukkan tanda-tanda pematangan seksual lebih awal.
Tapi Yan Yan tidak mau.
Si ibu yang benar-benar khawatir kemudian mencari pendapat dari dokter lain di Rumah Sakit Rakyat Jiangsu.
Di sana dokter mendeteksi ada massa di dada kiri Yan Yan serta kelenjar getah bening yang membengkak di ketiaknya.
Biopsi menegaskan bahwa gadis itu menderita karsinoma payudara sekretorik, jenis kanker yang langka dengan pertumbuhan yang lambat.
Baca Juga : Sindikat Pelacuran Transnasional Berhasil Dibongkar, 201 Orang Ditangkap di China dan Singapura
Menurut National Institutes of Healt di Amerika Serikat, pasien yang mengalami ini biasanya tidak mengalami nyeri.
Beberapa orang dengan kondisi seperti ini juga memiliki cairan di puting.
Setelah melakukan beragam pertimbangan, juga berkonsultasi dengan para ahli dari Harvard Medical School, spesialis kanker payudara Tang Jin Hai memutuskan mengangkat tumor sambil tetap menjaga kelenjar susu.
Sekarang Yan Yan dinyatakan “bebas” karena deteksi dan perawatan yang tepat waktu.
Dia keluar dari rumah sakit pada Senin kemarin dan bersiap untuk proses pemulihan.
Baca Juga : 3 Fakta Egianus Kogoya, Pimpinan KKB yang Membunuh 31 Pekerja di Nduga Papua
SIAPA YANG BERPOTENSI TERKENA KANKER PAYUDARA?
Menurut Infodatin Kanker Payudara milik Kemenkes RI yang dirilis tahun 2016 silam, angka kematian wanita akibat kanker payudara di Indonesia mencapai 17 kasus per 100 ribu penduduk.
Kanker, termasuk kanker payudara, tak pernah pandang bulu. Ia menyerang siapa saja dan kapan saja.
Meski begitu, ada beberapa orang yang memiliki risiko kanker payudara yang lebih tinggi daripada yang lainnya.
Penting untuk mendeteksi kanker payudara sedini mungkin agar dapat dicegah dan diobati sebelum terlambat.
Lalu, siapa saja yang lebih berisiko?
- Wanita
Pasalnya, hormon estrogen dan progesteron yang bisa meningkatkan pertumbuhan sel kanker payudara ditemukan lebih banyak pada perempuan daripada laki-laki
- Riwayat keluarga
Baca Juga : Warga Dubai Memang Terkenal dengan Kemewahannya, tapi Rakyat Indonesia Jauh Lebih Beruntung, Ini Alasannya
Jika ada satu orang dari keluarga Anda yang menderita kanker payudara, risiko kanker payudara Anda meningkat hingga dua kali lipat.
Jika ada dua orang dari keluarga yang menderita kanker payudara, risikonya pun ikut bertambah tinggi — bisa hingga tiga sampai lima kali lipat lebih tinggi.
- Genetik
Hal ini berkaitan dengan gen BRCA 1 dan BRCA2 – gen manusia yang berfungsi untuk mengontrol pertumbuhan sel, yang telah mengalami mutasi kemudian diturunkan dari orang tua ke generasi selanjutnya.
Seorang perempuan yang memiliki gen BRCA1 atau BRCA2 yang telah mengalami mutasi, memiliki risiko yang meningkat sebanyak 80% untuk mengalami kanker payudara.
- Usia
Sekitar 77% wanita yang didiagnosis menderita penyakit ini setiap tahunnya berusia di atas 50 tahun, dan hampir 50% lainnya berusia 65 tahun atau bahkan lebih tua.
- Siklus menstruasi dan menopause
Faktor risiko ini pun juga akan meningkat pada wanita yang mengalami masa menopause saat mereka berusia lebih dari 55 tahun.
- Faktor lainnya
Tidak hanya itu, melahirkan di usia lebih dari 30 tahun, penggunaan alat kontrasepsi hormon, dan terapi hormon setelah menopause juga bisa meningkatkan risiko kanker payudara.
Adakah cara mencegah risiko kanker payudara?
Faktor risiko kanker payudara seperti riwayat keluarga dan genetik memang tidak bisa diubah.
Namun, melakukan perubahan sederhana terkait gaya hidup sedikit banyak bisa menurunkan risiko Anda terkena penyakit fatal ini.