Donald Trump Menipu Diri Sendiri: Kim Jong Un Benar-benar Melakukan Apa yang Ia Janjikan dengan Nuklirnya

Rabu, 14 November 2018 | 20:49
Tangkap layar Fox News

Fasilitan nuklir Korea Utara yang berhasil ditangkap citra satelit pesawat komersil AS.

Suar.ID -Lima bulan setelah Presiden Donald Trump menyebut krisis nuklir Korea Utara telah berakhir, rezim Korea Utara nyatanya justru membangun senjata atom terbarunya.

Di fasilitas-fasilitas nuklir di seluruh negara, Korea Utara terus masih terus memproduksi hulu ledak nuklir tambahan berikut rudal untuk mengirim hulu ledak-hulu ledak itu.

Dalam sebuah laporan yang diterbitkan pada Senin (12/11) kemarin, Pusat Kajian Stategis dan Internasional (CSIS), mengidentifikasi apa yang sebelumnya digambarkan sebagai 13 fasilitas rudal rahasia Korea Utara.

Laporan itu mereka susun berdasarkancitra satelit komersial dan wawancara dengan parapembelot Korea Utara.

Tujuh fasilitas lainnya masih tersembunyi, menurut laporan tersebut.

Baca Juga : Kesepian, Gadis Ini Tawarkan Tunjangan Rp1,1 Miliar Per Tahun Bagi Pria Setia yang Mau Jadi Pacarnya

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan kepada Daily Beast bahwa departemennya belum bisa mengomentari laporan CSIS soalnya masih libur Hari Vetaran.

“Korea Utara terus meningkatkan bahan nuklirnya, meningkatkan kemampuan rudal balistik operasional mereka dan mungkin juga menghasilkan lebih banyak hulu ledak nuklir,” ujar Daryl Kimball, ahli nuklir Arms Control Association kepada Daily Beast.

The New York Times menggambarkan wilayah pengembangan rudal itu sebagai “penipuan bersar” oleh Korea Utara—tapi menurut para ahli, lebih ironis dari itu.

Karena faktanya, Kim Jong Un akan melakukan apa yang pernah ia katakan, da tidak pernah berjanji untuk menghentikannya.

“Belum ada kesepakatan antara AS dan Korea Utara tentang denuklirisasi,” tambah Kimball.

Pada Juli 2017, Korea Utara menguji roket jarak jauhnya untuk pertama kalinya yang bisa menjangkau perairan Amerika Serikat.

Dan pada September di tahun itu, Kim menggelar uji coba atom bawah tanah keenamnya.

Sebagia tanggapan, Menteri Pertahanan AS James Mattis memperingatkan tentang potensi terjadinya “balasan militer secara besar-besaran”.

Lalu pada awal 2018, Trump dan Kim bertemu di Singapura.

Baca Juga : Vladimir Putin dan Donald Trump Terlihat Sangat 'Akrab' di Peringatan Perang Dunia I

Sebagai pendahuluan dalam KTT itu, Kim membebaskan sandera AS—dengan harapan AS menghentikan latihan militer di Korea Selatan.

Kembali ke Washington, Trump mengatakan kepada wartawan bahwa masalah nuklir Korea Utara sudah diatasi.

Seraya membandingkan dirinya dengan Barack Obama, dia mengklaim telah berhasil memecahkan masalah tersebut.

Sementara itu, Korea Utara telah menghentikan uji coba rudal jarak jauh dan pengujian atom bawah tanahnya.

Tapi bukan karena Donald Trump, begitu kata para pakar.

“Pada awal tahun, Kim memberikan pidato di mana dia dengan tegas mengatakan bahwa Korea Utara telah menyelesaikan fase penilitian dan pengembangan, dan sekarang akan beralih ke apa yang dia sebut sebagai ‘produksi massal’,” kata Jeffrey Lewis, kepada The Daily Beast.

Baca Juga : Fotografer Ini Abadikan 'Pesawat Hantu' di Tempat Terpencil dengan Kisah Bahagia di Baliknya

Lewis sendiri merupakan pakar nuklir di Middlebury Institute of International Studies di Monterey.

Dalam pertemuan di Singapura itu memang keduanya menandatangani kesepatan untuk bekerja sama menuju “perdamaian abadi dan stabil”.

Tapi, keduanya tidak bersepakat soal rencana substansif unuk mengakhiri produksi senjata nuklir Korea Utara.

Meski begitu, momen itu dianggap sebagai kemenangan oleh Donald Trump, oleh Amerika Serikat.

Maka dari itulah, apa yang dideklarasikan Trump melalui cuitannya itu, oleh para ahli disebut sebagai “Trump membohongi diri sendiri”.

“Kim tidak pernah menipu siapa pun,” Lewis menambahkan. “Trump menipu dirinya sendiri.”

Baca Juga : Kehidupan Keras Petinju Cilik Thailand, Umur 5 Tahun Sudah Bertarung hingga Nyawa Melayang Demi Makan Keluarganya

Editor : Moh. Habib Asyhad

Sumber : Washington Post, Fox News, The Daily Beast

Baca Lainnya