Vladimir Putin, Mantan Agen Rahasia yang Tak Ragu Membunuh Pengkhianat Negara Secara Diam-diam

Rabu, 14 November 2018 | 10:28
The Telegraph

Vladimir Putin

Suar.ID - Vladimir Putin yang saat ini menjabat sebagai presiden Rusia merupakan salah satu politisi terkuat di dunia.

Putin juga ditakuti karena punya kemampuan intelijen yang cukup baik.

Misalnya saja saat bepergian, Putin selalu menyiapkan dua jet pribadi tiruan yang terbang bersama dirinya agar tak ada yang tahu di pesawat mana Putin berada.

Rusia sendiri sering disangkutkan dengan kasus pembunuhan yang melibatkan agen-agen rahasia.

Baca Juga : Sekarang Jadi Ranking 1 Dunia, Kevin Sanjaya Ternyata Pernah Gagal Audisi dan Tak Dilirik Pelatih PB Djarum

Semua itu tak lepas dari peran Putin dan sejarah panjang karirnya yang bermula sebagai seorang agen rahasia.

Salah satu batu loncatan Putin adalah bergabung dengan badan intelijen Uni Soviet yang disebut KGB (Komitet Gosudarsstvennoy Bezopasnosti).

Namun, Putin juga dipercaya telah membunuh beberapa agen rahasia KGB yang dianggapnya mengkhianati dirinya serta negara.

Putin kecil adalah seorang anak tunggal yang lahir di keluarga kelas pekerja dan telah menyukai novel mata-mata sejak kecil. Masuk ke KGB juga merupakan cita-citanya sejak dulu.

Baca Juga : Berkat 'Kekuatan' Indomie, Jumlah Anak yang Ikut Vaksin di Nigeria Meningkat Pesat

Selama 17 tahun bekerja di KGB, Putin merupakan agen rahasia tingkat menengah yang bekerja sebagai intelijen asing.

Pengalamannya yang sangat banyak membuat Putin sadar betul adanya gerakan bawah tanah yang mencoba memusuhinya.

Atas dasar itulah, Putin dicurigai berperan dalam kasus pembunuhan beberapa agen KGB.

Salah satunya adalah Alexander Litvineko, mantan agen KGB yang meninggal dalam beberapa minggu setelah minum teh.

Baca Juga : Siap-siap dan Catat Tanggalnya, Inilah 20 Hari Libur pada 2019

Teh itu diduga memiliki kandungan racun dari zat yang tidak diketahui dan membunuh perlahan-lahan. Litvineko meminum secangkir teh di sebuah hotel di London pada tahun 2006.

Selain Litvineko, ada juga Vladimir Kara-Murza, seorang kritikus dari Kremlin. Kara-Murza dirawat di rumah sakit setelah keracunan.

Istrinya hanya menyebutnya sebagai 'zat racun yang tidak terdefinisi' tapi tidak tahu pasti dari mana asalnya.

Kasus Kara-Murza ini terjadi dua kali, tahun 2015 dan di awal 2017.Dokter telah mengatakan bahwa Kara-Murza tidak akan selamat apabila diracun untuk ketiga kalinya.

The New York Times mencatat bahwa Uni Soviet menggunakan taktir serupa untuk secara diam-diam untuk membungkam lawan.

Skema yang dilakukan hampir selalu sama, yaitu meracuni dengan zat misterius orang-orang yang dianggap dapat menjegal langkah Putin.

Pembunuhan seperti itu harus dilakukan oleh agen-agen khusus dengan tingkat keterampilan yang di atas rata-rata.

Berhadapan dengan agen seperti itu tentu membuat banyak orang memilih pergi jauh-jauh dari urusan yang melibatkan Putin.

Menurut Mark Galeotti, seorang profesor di Universitas New York, agen-agen itu adalah aset negara.

Secara tidak langsung, dengan kemampuan intelijen yang kuat, Putin mengajari ilmu-ilmu khusus pada agen yang merupakan aset negara. Bisa jadi, Putin punya banyak skuadron intelijen hebat.

Jangankan pada agen pengkhianat, Putin juga memasang tanda kekuatannya pada lawan-lawannya. Putin kerap menjatuhkan sanksi terhadap jurnalis yang tulisan-tulisannya berbahaya.

Dia juga suka menggunakan taktik intimidasi untuk menggoyahkan lawan-lawannya. Putin tidak segan mengatur kasus dan membuat musuhnya dipenjarakan tanpa dia terlihat bersalah.

Berangkat dari masa lalunya, tidak heran kini Putin ditakuti banyak orang.

Baca Juga : Pria Ini Kecewa, Beli Sepatu Gucci Seharga Rp13 Juta Solnya Lepas Setelah Baru Dipakai 3 Jam

Editor : Aulia Dian Permata

Baca Lainnya