Sistem Rudal Rusia S-300 yang Canggih Itu Sukses Minimalkan Serangan Israel di Suriah

Senin, 12 November 2018 | 19:51
BBC

Sistem rudal Rusia S-300 di Suriah.

Suar.ID -Pengoperasian sistem rudal Rusia S-300 di Suriah disebut sukses meminimalkan serangan udara Israel yang sukses.

“Tidak ada konsep nol probabilitas dalam strategi militer,” ujar kepala biro politik Suriah Brigadir Jenderal Hasan Ahmad Hasan kepada Sputnik News, seperti dilansir dari Jpost.com yang tayang Kamis (8/11).

“Kita tidak bilang bahwa probabilitas itu telah dikurangi menjadi nol, karena kita berbicara tentang langit terbuka, batas yang memanjang, berbagai teknologo…

“Oleh karena itu, saya tidak dapat mengatakan bahwa pada akhirnya tidak ada kemungkinan seperti itu, tapi bagaimanapun, targetnya sudah diminimalkan.”

Baca Juga : Viral Surat dari Hanum Rais tentang Permintaan Pasang Poster Film Hanum dan Rangga di UMS, Ini Tanggapan Kampus

Rusia mengirim sistem rudal Rusia S-300 ke Suriah pada Oktober kemarin.

Pengiriman itu sebagai respon atas jatuhnya pesawat pengintai Rusia oleh pertahanan udara Suriah selama serangan udara Israel yang menarget basis Iran di sana.

Sistem rudal S-300 ditempatkan di Masyaf, Suriah barat laut.

Moskow mengatakan akan memberlakukan penanggulangan elektronik atas garis pantai Suriah untuk menekan navigasi satelit, sistem radar onboard, dan komunikasi pesawat tempur yang menyerang sasaran di wilayah Suriah.

Pada Rabu, kantor berita Rusia melaporkan bahwa spesialis teknik Rusia telah menyelesaikan konfigurasi ulang sistem untuk mengganti kode-kode Rusia dan frekuensi huruf radar darat ke kode dan radar huruf milik Suriah.

“Ketiga batalion yang dipersenjatai dengan sistem rudal S-300PMU-2 siap untuk operasi tempur di Suriah,” tulis kantor berita itu mengutip sumber militer.

“Personel militer Suriah sekarang akan diperintahkan dalam penggunaannya,” tambahnya.

Baca Juga : Jika Ada yang Bisa Diperbaiki di Masa Lalu, Ini yang Paling Diinginkan Maia Estianty

Rusia sendiri menyebut Israel bersalah dalam jatuhnya pesawat intai mereka.

Negara Beruang Merah itu juga bilang, bahwa jet angkatan udara Israel menggunakan pesawat untuk melindungi diri dari sistem anti-pesawat Suriah.

Dan itu tentu saja membuat Rusia gusar.

Bagaimanapun juga, insiden ini menyebabkan salah satu poin terendah dalam hubungan antara Rusia dan Israel dalam beberapa tahun terakhir.

Pada Rabu, utusan AS untuk Suriah, James Jeffery mengatakan kepada wartawan, ia berharap Rusia mengizinkan Israel menyerang basis Iran di Suriah.

“Di masa lalu, Rusia lebih permisif dalam konsultasi dengan Israel mengenai serangan negara itu pada basis Iran di Suriah. Kami tentu berharap pendekatan permisif akan terus berlanjut,” kata James.

Di sisi lain, Yerusalem mengakui bahwa pihaknya telah melakukan lebih dari 200 serangan udara terhadap sasaran-sasaran Iran di Suriah.

Mereka juga telah menembakkan lebih dari 800 rudal dan mortir selama satu setengah tahun terakhir.

Namun demikian, ada dugaan penurunan serangan udara Israel di Suriah setelah jatuhnya pesawat Rusia.

Sehari sebelumnya, Menteri Lingkungan Ze’ev Elkin, yang juga ketua bersama Komisi Antar Pemerintah Rusia-Israel, mengatakan kepada kantor berita Rusia bahwa jika sistem rudal itu menjadi target, Suriah akan menggunakan S-300 untuk menjatuhkan pesawat terbang Israel.

Baca Juga : Maia Estianty: Kita Semua Belajar untuk Mati, Belajar Menunggu Kematian

“Mengingat kekacauan yang terjadi di ANgkatan Darat Suriah, pengiriman S-300 mungkin menyebabkan destabilisasi situasi. Suriah, jika mereka ingin, mungkin menggunakan sistem rudal itu untuk menjatuhkan pesawat militer Israel atau pesawat komersil di atas teritori Israel,” ujarnya.

Elkin juga menambahkan bahwa negaranya punya “tanggung jawab parsial” atas penggunaan sistem rudal tersebut.

S-300 memang tak secanggih S-400, namun jauh lebih dahsyat dibandingkan dengan S-200 yang sudah dimiliki Suriah sebelumnya.

Daya jangkau S-300 mencapai 250 km.

Selain itu, S-300 juga diyakini akan dengan mudah menangkal serangan rudal maupun F-16 milik Israel.

S-300 akan membuat semua manajemen, fasilitas, pemantauan situasi di wilayah udara dan penetapan target Angkatan Udara Suriah tersentralisasi.

Rusia mengatakan, sistem ini bisa membajak sistem navigasi, radar dalam pesawat, dan sistem komunikasi pesawat yang berada di atas Laut Tengah.

Putusan ini diambil untuk menangkal serangan dadakan seperti yang dilakukan Israel ke Suriah pekan lalu.

Israel memberi peringatan ke Rusia bahwa mereka akan menyerang Suriah dalam tenggat kurang dari 1 menit sebelum serangan dilancarkan.

Penyadapan sistem komunikasi di Laut tengah dan pengiriman S-300 di Suriah dipastikan akan menambah sengit pertempuran di sana.

Jet-jet tempur Israel maupun Amerika Serikat harus berhitung ulang saat hendak meneroboh wilayah udara Suriah.

Editor : Moh. Habib Asyhad

Baca Lainnya