Surat Albert Einstein Ungkap Ketakutannya terhadap Nazi Muncul Jauh Sebelum Partai Itu Berkuasa di Jerman

Minggu, 11 November 2018 | 21:50
Universe Today

Albert Einstein sudah khawatir dengan Nazi jauh sebelum pertai itu berkuasa.

Suar.ID -Lebih dari satu dekade sebelum Nazi merebut kekuasaan di Jerman, Albert Einstein yang sudah dalam pelarian mengaku khawatir dengan masa depan negaranya.

Paling tidak, seperti itulah yang terungkap dari surat tulisan tangan Sang Ilmuwan, seperti dilansir dari New York Post, Minggu (11/11).

Teman lamanya yang sama-sama Yahudi sekaligus Menteri Luar Negeri Jerman, Walther Rathenau, yang dibunuh oleh ekstrimis sayap kanan seolah memperingatkan bahwa hidup Einstein juga dalam bahaya.

Oleh sebab itulah Eintein melarikan diri dan bersembunyi di Jerman utara.

Selama masa hiatus inilah dia menulis surat kepada adik perempuannya yang tercinta, Maja.

Baca Juga : Menurut Sains, Inilah Tipe Pria yang akan Membuatmu Sering Orgasme

Ia memperingatkan ikhwal bahaya meningkatnya nasionalisme dan anti-semitisme Nazi bertahun-tahun sebelum partai itu benar-benar menguasai Jerman—dan memaksa Einstein untuk pergi selama-lamanya dari tanah kelahirannya itu.

“Di sini, tidak ada yang tahu di mana saya dan saya diyakini sedang bepergian,” tulisnya dalam surat berbulan Agustus 1922.

“Di sini adalah masa-masa gelap secara politik dan ekonomi, jadi saya gembira bisa menghindar dari segala sesuatu.”

New York Post

Surat Albert Einstein soal kekhawatirannya terhadap Nazi.

Surat itu sebelumnya tidak dikenali.

Oleh seorang kolektor anonim, surat itu rencananya hendak dilelang di Yerusalem minggu depan dengan harga pembukaan 12 ribu dolaAS (sekitar Rp17 juta).

Sebagai ilmuwan paling berpengaruh di abad ke-20, kehidupan dan tulisan Einstein telah diteliti secara holistik.

Universitas Ibrani di Yerusalem, di mana Einstein adalah pendirinya, adalah kolektor terbesar benda-benda Einstein, dan mereka secara khusus meneliti karya-karya sang ilmuwan.

Baca Juga : Satu Telur Asli Satu Telur Lukisan, Bisakah Anda Membantu Memilihnya

Surat tahun 1922 itu menunjukkan bagaiman Einstein begitu prihatin tentang masa depan Jerman setahun sebelum Nazi melakukan kudeta pertamanya yang gagal itu.

“Surat ini mengungkapkan kepada kita kekhawatiran Einstein pada tahap awal teror Nazi,” kata Meron Eren, co-owner rumah lelang Kedem di Yerusalem.

“Hubungan antara Einstein dan Maja sangat istimewa dan dekat, yang menambah dimensi lain pada diri Einstein sebagai manusia yang lebih besar ketimbang tulisan-tulisannya.”

Surat tersebut, yang tak beralamat pengirim, diduga ditulis ketika Einstein tinggal di kota pelabuhan Kiel, sekitar 90 km di utara Hamburg, sebelum memulai perjalanan panjang di Asia.

Dalam surat itu, Einstein juga meminta saudara Maja untuk tidak mengkhawatirkan keadaannya.

“Jangan khawatirkan saya, saya sendiri juga tidak khawatir,” tulisnya.

Di tahun yang sama, Einstein dianugerahi Hadiah Nobel dalam bidang fisika.

Ze’ev Rosenkranz, asisten direktur Papers Project Einstein di Caltech, mengatakan bahwa surat itu bukan yang pertama yang menjelaskan tentang kekhawatiran Einstein terhadap anti-semitisme Nazi.

“Reaksi awal Einstein adalah kepanikan dan keinginan untuk meninggalkan Jerman selamanya. Dalam seminggu, ia berubah pikiran,”ujar Rosenkranz.

Baca Juga : Gara-gara Ganti Senjata, Kopassus Nyaris Gagal Bebaskan Sandera Pesawat Garuda GA-206 ‘Woyla’ di Thailand

“Surat itu mengungkapkan pola pikir yang agak khas Einstein di mana ia mengaku tahan terhadap tekanan dari luar. Salah satu alasannya mungkin supaya saudara perempuannya tidak khawatir. Selain itu, dia juga tidak suka mengakui jika stres oleh faktor eksternal.”

Ketika berkuasa dan mulai memberlakukan undang-undang terhadap orang-orang Yahudi, Nazi juga ingin membersihkan para ilmuwan Yahudi.

Nazi juga menolak karya inovatif Einstein, termasuk hukum relativitasnya dengan menyebutnya sebagai “Fisika Yahudi”.

Einstein melepas kewarganegaraan Jermannya pada 1933 setelah Hitler menjadi kanselir Jerman.

Fisikawan itu kemudian menetap di Amerika Serikat, di sana ia tinggal sampai mati pada 1955.

Einstein juga pernah menolak tawaran untuk menjadi presiden pertama Israel yang baru berdiri tapi meninggalkan warisan pribadinya kepada Universitas Ibrani.

Baca Juga : Insiden Surabaya Membara Berujung Petaka: 4 Kejadian Tersambar Kereta Api di Indonesia Ini pun Tak Kalah Tragisnya

Editor : Moh. Habib Asyhad

Baca Lainnya