Sisi Lain Geisha si Wanita Penghibur Jepang: Makin Tua 'Tarifnya' Justru Makin Mahal!

Selasa, 06 November 2018 | 10:30

fakta menarik Geisha, makin tua makin mahal harganya

Suar.ID - Mendengar kata Jepang, biasanya identik dengan Harajuku, Gunung Fuji, hingga Geisha!

Selama ini kita mungkin hanya melihat geisha dari film Hollywood berjudul 'Memoirs of Geisha' yang diperankan oleh Zhang Ziyi.

Tapi seperti apa profesi geisha yang sesungguhnya? Benarkah seperti yang dikatakan banyak orang bahwa ini adalah profesi rendahan?

Tangkapan layar Memoirs of a Geisha

Zhang Ziyi dalam film Memoirs of a Geisha

Geisha terkenal karena disebut juga sebagai wanita penghibur Jepang yang punya paras wajah cantik dan tingkah laku yang sopan menyenangkan.

Namun, sebenarnya profesi geisha tak sama dengan wanita penghibur yang sekaligus menemani tidur para tamunya.

Geisha dulu tercipta murni untuk menghibur, maka dari itu mereka tak hanya punya kulit mulus dan wajah berseri tapi juga kemampuan seni tingkat tinggi.

Para geisha ini harus bisa menari, memainkan alat musik, menyanyi dan berpengetahuan luas agar bisa menemani tamu-tamu mereka berbincang dengan berbagi topik pembahasan.

Geisha harus bisa menguasai berbagai kesenian

Mengingat geisha, mungkin Anda langsung membayangkan riasan wajah putih dan lipstik merah cabai mewarnai bibir mereka.

Ternyata, riasan wajah itu tak berlaku untuk semua geisha.

Gadis kecil Jepang yang cantik dan berasal dari keluarga tak mampu biasanya akan dititipkan ke asrama geisha untuk dididik menjadi wanita penghibur.

Anak-anak ini baru berusia 13 tahun dan sedang dalam masa puber mereka.

Mereka belum disebut geisha, tapi maiko. Maiko inilah yang wajib mengenakan riasan wajah putih yang tebal dan berbagai ornamen lukis wajah yang lain.

Ini untuk melindungi dan membedakan mereka dari seniornya, geisha sungguhan.

Gadis-gadis di bawah umur ini belum berhadapan langsung dengan tamu dan mereka masih dalam masa pelatihan hingga siap untuk 'disuguhkan'.

Cat wajah putih ini sekaligus juga simbol dari pengalaman.

Makin minim pengalamannya, maka cat wajah putih ini masih tetap tebal dan harus digunakan dalam semua acara.

Bagi geisha dewasa dan punya jam terbang tinggi, aturan riasan wajah mereka sedikit lebih longgar.

Geisha dewasa diperbolehkan tidak memakai cat wajah putih

Geisha dewasa boleh keluar dan menemui tamu dengan wajah asli mereka dan riasan tipis yang sederhana.

Dengan sistem ini, para geisha dewasa juga jauh lebih dihargai daripada geisha muda.

Beberapa geisha mencapai masa kejayaan mereka dan mendapat popularitas terbesar justru saat usia mereka sekitar 50 tahun.

Dalam kehidupan geisha, mereka percaya bahwa mereka akan menjadi lebih cantik dan pesonanya makin matang seiring mereka tumbuh dewasa.

Makin tua seorang geisha, wajah mereka makin terbuka tanpa riasan dan menampilkan kepolosan serta kecantikan asli geisha.

Biasanya para geisha diperbolehkan melepas riasan mereka setelah berusia 30 tahun.

Sejak saat itu, mereka juga belajar untuk mengeluarkan pesona alami mereka dalam memikat para tamu.

Geisha diperbolehkan untuk pensiun jika mereka telah menikah tapi juga tetap boleh bekerja jika mereka menginginkannya.

Geisha tertua yang masih bekerja di Jepang hingga hari ini berusia 94 tahun dan memulai debutnya sejak usia 16 tahun.

Meski sudah tua, nyatanya geisha 94 tahun ini malah khusus menangani politisi atau pebisnis yang sangat kaya dan menerima bayaran yang jauh lebih mahal dibandingkan geisha yang lebih muda.

Jadi, khusus wanita geisha, makin tua dan banyak pengalamannya justru makin mahal tarifnya!

Tag

Editor : Aulia Dian Permata

Sumber Intisari