Kalau Anges Yang Ini Layak Jadi Panutan, Inilah Kisah Putri Keluarga Bos Djarum Yang Menolak Hidup Mewah Dan Pilih Jadi Biarawati

Jumat, 03 Maret 2023 | 16:54
IST

Suster Lucy Agnes, putri keluarga bos Djarum yang lebih memilih jadi biarawati alih-alih hidup mewah.

Suster Lucy Agnes, putri keluarga bos Djarum yang lebih memilih jadi biarawati alih-alih hidup mewah.

Suar.ID -Nama Agnes sedang banyak disebut.

Hal ini tak lain karena kasus penganiayaan yang dilakukan oleh Mario Dandy, anak seorang pejabat Ditjen Pajak.

Dalam kasus penganiayaan itu, muncul nama seorang wanita yang diduga bernama Agnes, yang disebut terlibat di dalamnya.

Sekarang kita berbicara tentang Agnes yang lain.

Agnes yang ini lahir dari keluarga superkaya, masuk dalam golongan orang terkaya di Indonesia, yang menolak hidup mewah dan lebih memilih menjadi biarawati.

Dialah Suster Lucy Agnes.

Siapa dia sebenarnya?

Dalam sebuah foto yang beredar pada 2018 lalu, terlihat seorang wanita sederhana dengan jubah biarawati.

Yang istimewa dari foto tersebut adalah fakta bahwa wanita tersebut berasal dari keluarga superkaya di Indonesia.

Dialah Suster Lucy Agnes yang disebut-sebut sebagai salah satu cucu pemilik Djarum.

Benarkah?

DilansirAlumnimaterdei.com, Suster Lucy Agnes adalah anak tunggal dari Paul dan Cecilia Darmoko yang merupakan pemilik restoran Ayam Bulungan.

Cecilia adalah saudara sepupu dari pemilik Djarum, Robert Budi Hartono.

Suster Lucy Agnes terlahir dengan nama Maria Donna Dewiyanti Darmoko.

Meskipun berasal dari keluarga orang paling tajir di Indonesia, Lucy Agnes ternyata memilih hidup sederhana dan melayani umat.

Yang paling membuat kagum adalah Lucy merupakan pengikut Ibu Teresa yang dikenal hanya memiliki dua set pakaian.

Menurut rekan-rekannya, Suster Lucy yang kuliah S2 di Amerika Serikat ini sangat setia menjalankan kaul kemiskinan dan menikmati kehidupannya.

Di Kalkuta, India, di mana ia pernah menjadi sekretaris pimpinan kongregasi Missionaris Claris, konon Lucy paling sedia jika harus mendampingi orang-orang yang sekarat.

Ia juga tanpa ragu dengan sabar dan kasih mau mencabuti belatung-belatung dari luka-luka membusuk di tubuh dan kepala pasien.

Suster Lucy mengaku mengalami pencerahan saat ia dan keluarganya berlibur ke Hong kong.

“Awalnya saya sangat terganggu saat melihat begitu banyak tunawisma di jalanan Hong Kong, yang meringkuk, sakit dan kotor."

"Insting emosional pertama saya adalah melarikan diri saat melihat mereka dan saya hampir muntah,” ujarnya.

“Saat saya meninggalkan orang-orang ini, sesuatu membuat saya melambat, seolah-olah ada yang menyuruh saya kembali kepada mereka untuk melakukan sesuatu yang baik untuk orang-orang yang tidak beruntung itu.”

Maria Donna memutuskan untuk masuk Kongregasi Misionaris Cinta Kasih dengan nama Suster Lucy Agnes.

Orang tuanya sangat menentang pilihan ini.

Sekarang dia bertugas di Timor Timur, salah satu negara paling miskin di Asia.

Luar biasa, bukan?

Sebagai anak yang berasal dari keluarga kaya, Maria Donna sempat merasakan sekolah di luar negeri.

SMA dan kuliah di Pert Australia, kemudian menyelesaikan jenjang master/magister (S2) di salah satu kampus di Chicago, Amerika Serikat.

Sifat sederhana Suster Lucy sudah terlihat sejak remaja.

“Saat masih SMA, kalau dibeli orangtuanya tas-tas mahal, dia enggak mau pake,” kata kerabatnya. (Moh Habib Asyhad)

Tag

Editor : Moh. Habib Asyhad