Suar.ID -Dikabarkan Berhubungan Badan, Putri Candrawathi Dan Kuat Maruf Ngaku Lakukan Ini Berdua di Kamar Magelang.
Kondisi kamar Putri Candrawathi, istri Ferdy Sambo di Magelang disebut berantakan setelah Kuat Maruf melihat Brigadir J mengendap-endap.
Pengakuan Kuat Maruf terungkap saat menjadi saksi untuk terdakwa Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi saat sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Majelis Hakim heran dengan pengakuan Kuat Maruf, satu dari lima terdakwa pembunuhan berencana Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.
Kuat mengaku takut dengan Yosua usai peristiwa di rumah Ferdy Sambo di Magelang, Jawa Tengah.
Namun saat itu, justru Kuat yang mengejar Yosua sambil membawa pisau.
Menurut cerita Kuat, pada Kamis (7/7/2022), terjadi suatu peristiwa di lantai dua rumah Magelang yang melibatkan istri Sambo, Putri Candrawathi, dengan Yosua.
Kuat yang saat itu berada di teras depan rumah, memergoki Yosua menuruni tangga lantai dua.
Yosua, disebut Kuat, berjalan sambil mengendap-endap.
Yosua menengok kanan-kiri, seolah tak ingin orang lain melihatnya.
Merasa ada yang tak beres, Kuat meneriaki Yosua.
Namun, Yosua justru berlari ke arah dapur.
Yosua lalu ke garasi.
Dari situlah, Kuat mengejar Yosua sambil membawa pisau yang dia ambil dari dapur.
"Saudara sempat mengejar Yosua dua kali menggunakan pisau?" tanya hakim, melansir Tribunnews.
"Betul, Yang Mulia," jawab Kuat.
Kuat mengaku, dirinya membawa pisau karena takut.
Namun, pengakuan itu justru membuat hakim terheran-heran.
"Saudara tadi mengatakan, saudara takut,"
"Saudara takut, tapi kok saudara yang mengejar (Yosua)?" tanya hakim.
"Begini Yang Mulia, pada saat itu, saya menyampaikan ke Ricky Rizal, 'Om, tadi Yosua naik turun, saya cuma pegang pisau, saya takut, Om', saya gitu," ujar Kuat.
"Lah iya, saudara kan takut,"
"Tapi faktanya, Yosua yang lari," kata hakim lagi.
"Karena dia lari duluan, Pak,"
"Kalau nggak lari, nggak saya kejar," jawab Kuat.
"Lah iya, kalau saudara takut kan, nggak mungkin ngejar,"
"Tapi faktanya, saudara mengejar," desak hakim.
Mendengar pernyataan hakim, Kuat bersikukuh, dirinya tak akan lari kalau Yosua tak kabur.
Kuat mengatakan, ia punya keberanian untuk mengejar.
Lantaran, ia tak terima terhadap perlakuan Yosua ke Putri Candrawathi.
"Berarti saudara berani?" tanya hakim.
"Waktu itu berani,"
"Karena, saya nggak terima melihat Ibu (Putri Candrawathi) tergeletak di situ, Yang Mulia," jawab Kuat.
Hakim lantas bertanya,hal yang akan Kuat lakukan jika saja saat itu berhasil menangkap Yosua.
"Kalau sampai kekejar, saudara apakan itu Yosua?" tanya hakim.
"Ya kalau ketemu, saya tidak tahu,"
"Yang jelas, Yosua lari keluar,"
"Karena saya ingat Ibu, saya baru nolongin Ibu," ucap Kuat.
Kuat mengaku, setelah itu, pisau tersebut dia masukkan ke dalam tas.
Namun, akhirnya terbawa ketika dia dan rombongan kembali ke Jakarta keesokan paginya.
Hal ini berawal saat jaksa penuntut umum mempertanyakan kepada Kuat Maruf mengenai kondisi Putri Candrawathi di Magelang usai memergoki Yosua mengendap-endap di tangga.
Dalam kesaksiannya, Kuat Maruf melihat, Putri tergeletak di lantai dengan posisi kasur dalam kondisi acak-acakan.
"Keadaan tempat tidur bagaimana?" tanya jaksa.
"Pada saat itu, berantakan," jawab Kuat.
"Berantakan seperti apa?" tanya jaksa lagi.
"Ada seprei, pada ketarik,"
"Bantalnya tidak sesuai tempatnya,"ungkap Kuat Maruf.
Baca Juga: Putri Candrawathi Nangis Cerita Peristiwa Magelang, Orangtua Brigadir J: Kebohongan, Skenario Palsu!